Mohon tunggu...
Bunga PermataPutri
Bunga PermataPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbagai Tantangan yang Dihadapi oleh Gerakan Buruh di Indonesia

20 Juli 2024   19:08 Diperbarui: 20 Juli 2024   19:11 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), yang telah berdiri pada tahun 1992, telah melalui berbagai tantangan dalam memperjuangkan hak-hak pekerja di Indonesia. Meski sempat mengalami tekanan pada masa Orde Baru, KSBSI kini berhasil bertahan dan terus menunjukkan eksistensinya sampai saat ini. Salah satu kekuatan utama KSBSI yaitu relasi globalnya yang kuat. Sebagai bagian dari jaringan serikat buruh internasional, KSBSI mempunyai koneksi serta dukungan dari organisasi serikat buruh di luar negeri. Ini memberikan KSBSI akses terhadap informasi, sumber daya, dan solidaritas dari gerakan buruh global.

Dari sisi internal, salah satu faktor yang menguatkan KSBSI adalah pengalaman pribadi para anggotanya. Banyak dari mereka, pernah mengalami ketidakadilan dalam dunia kerja. Misalnya, pengalaman kerja kontrak yang tidak adil dan ketidaktahuan mengenai hak-hak pekerja berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang sistem kontrak kerja. Pengalaman pahit ini menjadi motivasi kuat bagi para anggota untuk bersatu dan memperjuangkan hak-hak mereka. Sebagai contoh, pengalaman pekerja yang di-PHK tanpa kompensasi atau perlindungan memadai dari pemerintah menambah semangat perjuangan serikat ini.

Namun, faktor eksternal juga memainkan peran penting dalam kekuatan KSBSI. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi adalah kurangnya perlindungan dari pemerintah. Banyak kebijakan dan regulasi yang tidak berpihak pada buruh, hal ini membuat mereka rentan terhadap ketidakadilan. Misalnya, undang-undang keselamatan kerja yang tidak dipahami dan diterapkan dengan baik, serta minimnya perlindungan hukum bagi pekerja kontrak. Kurangnya intervensi pemerintah dalam melindungi hak-hak pekerja ini menjadi pendorong bagi KSBSI untuk terus berjuang memperjuangkan perlindungan dan hak-hak buruh.

Salah satu kelemahan utama dari konfederasi adalah ketergantungan pada kesadaran politik anggota buruh. Buruh seharusnya perlu menyadari bahwa kebijakan negara yang mempengaruhi mereka ditentukan oleh politik dan regulasi yang dibuat oleh politikus. Banyak buruh yang belum menyadari pentingnya keterlibatan dalam politik untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Selain itu, kurangnya komunikasi yang baik antara serikat, pengusaha, dan anggota serikat membuat proses pengambilan keputusan dan advokasi menjadi tidak efektif. 

Dalam kasus tertentu, ada anggapan bahwa jabatan dalam serikat dapat diberikan dengan mudah, padahal proses sebenarnya lebih kompleks. Meskipun regulasi dan undang-undang sudah ada untuk melindungi hak-hak buruh, pelaksanaannya sering kali tidak berjalan dengan baik. Beberapa perusahaan tidak menjalankan regulasi ini dengan benar, dan serikat harus terus mengadvokasi agar perusahaan mematuhi peraturan yang ada.

Ketidakpatuhan perusahaan terhadap regulasi yang ada merupakan salah satu kelemahan utama. Meskipun undang-undang ketenagakerjaan sudah mengatur berbagai hak buruh, sering kali perusahaan tidak melaksanakan regulasi tersebut kecuali ada tekanan dari serikat buruh atau melalui aksi demonstrasi.

Selanjutnya, serikat ini mengalami kelemahan yang signifikan akibat faktor internal, terutama kurangnya dukungan dari pemerintah. Tanpa dukungan pemerintah, serikat buruh mungkin mengalami kesulitan dalam negosiasi dengan pengusaha, yang menyebabkan frustrasi di antara anggota yang merasa hak-hak mereka tidak terlindungi secara efektif. 

Minimnya dukungan juga dapat menghambat akses KSBSI terhadap sumber daya penting seperti dana dan pelatihan, yang esensial untuk mengembangkan kapasitas organisasi serta meningkatkan keterampilan anggota. Kurangnya dukungan pemerintah juga mengurangi legitimasi dan pengaruh KSBSI di mata anggotanya sendiri. Anggota mungkin akan merasa bahwa serikat tidak mampu membawa perubahan nyata, sehingga menurunkan partisipasi aktif dan keterlibatan mereka dalam kegiatan serikat. 

Jadi, ini menciptakan siklus negatif di mana kurangnya dukungan pemerintah memperlemah serikat, yang pada gilirannya semakin menurunkan motivasi dan solidaritas anggota. Selain itu, para pekerja yang masih takut bergabung dengan serikat buruh khawatir akan tindakan balasan dari perusahaan, seperti pemecatan atau pemindahan ke posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka.

Regulasi pemerintah yang tidak mendukung juga termasuk ke dalam faktor eksternal yang melemahkan KSBSI. Salah satu contohnya adalah kebijakan UU Omnibus Law yang kontroversial, yang merugikan para pekerja dengan menghapus pasal yang melarang pembayaran upah di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) dan juga mengubah peraturan terkait sisa kontrak yang mengurangi hak pekerja. Kurangnya perlindungan dari pemerintah terhadap hak-hak buruh membuat posisi serikat buruh memburuk. Pemerintah tidak memberikan perlindungan yang memadai sehingga serikat buruh harus berjuang lebih kuat untuk mempertahankan hak-hak mereka.

Tekanan dan strategi dari perusahaan juga menjadi faktor penting. Banyak perusahaan yang aktif berusaha menghalangi pembentukan serikat buruh dengan berbagai cara. Praktik "union busting" adalah salah satunya, di mana perusahaan mem-PHK pekerja yang aktif dalam serikat atau memaksa mereka untuk mundur dengan memindahkan mereka ke posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan mereka. Saat pekerja mencoba membentuk serikat, perusahaan sering menjawab dengan melakukan PHK massal untuk menghentikan gerakan tersebut. Tindakan keras ini membuat pekerja takut untuk bergabung dengan serikat buruh, yang menghambat kekuatan dan solidaritas serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun