Mohon tunggu...
Bunga Ophelia
Bunga Ophelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis cerita pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen-Pesan Ibu

2 Juli 2023   14:05 Diperbarui: 2 Juli 2023   14:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sinopsis
Ardi adalah laki-laki yang sanga penurut, ibunya sangat bersyukur memiliki Ardi di sisinya. Banyak sekali pertanyaa dipikirannya, dan dia selalu mencatat semua yang ia ketahui dibuku catatan miliknya yang ia simpan dengan rapih di dalam lemari.

"Pesan Ibu"
Saat itu langit malam sedang menampakkan cahaya rembulan. Ardi melihat ibu  yang sedang merajut di ruang keluarga. Seketika berpikr untuk bertanya suatu hal, dan dia memberanikan diri untuk mempertanyakan hal ini kepadanya.
"Ibu..apa menurutmu pernikahan itu adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia? tapi bagaimana dengan orang yang tidak mau menikah?" , ibu berhenti merajut dan melihat ke arahku sembari tersenyum.
"Tidak ada hal yang salah dengan semua pemikiran itu, semua manusia mempunyai pola pikir yang berbeda-beda. toh, banyak yang belum menikah sampai usia tua".
aku menganggukan kepala ku sembari menulis semua yang ibu katakan dibuku catatanku, "Lalu apakah hal itu dibolehkan dalam agama? maksudku apakah tidak menikah itu dibolehkan?".
Ibu berjalan ke arahku dan melihat buku catatanku, ia tersenyum lalu mengusap lembut helaian rambutku. "Dalam sudut pandang agama Islam itu diperbolehkan saja, tapi dengan syarat memiliki suatu penyakit atau dia belum menemukan jodohnya."
Aku mengangguk dan tersenyum, "Baiklah ibu aku mengerti, jika ada yang masih belum aku pahami aku akan bertanya lagi." Ibu mengangguk dan ia kembali ke tempat duduk dan melanjutkan rajutannya.
Aku kembali ke kamar dan menaruh buku catatanku di dalam lemari, semua hal yang aku ketahui dan ku pahami dapat terlihat dari dalam buku catatan itu.

Ardi kembali berpikir dan menggaruk tengkuk kepalaku, "hmm..jadi inti dari semua ini semua wajib menikah kan? kecuali dia memiliki penyakit dan belum menemukan jodoh? oke aku paham..semoga jodohku manusia deh ya haha." ia menggelengkan kepalanya saat berbicara seperti itu sambil tersenyum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun