Menjahit adalah proses mengolah tekstil dengan menggunakan alat menjadi busana. Sedangkan keterampilan menjahit merupakan suatu kecakapan,kemampuan praktis dibidang pengolahan bahan tekstil dengan menggunakan suatu alat berupa jarum dan benang menjadi busana.Â
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yaitu melalui kursus maupun pelatihan. Salah satu bentuk satuan pendidikan nonformal, yaitu Balai Latihan Kerja (BLK) provinsi sumatera selatan yang terletak di Jl. Residen H. Amaluddin, Sako Kenten, Palembang.
Model CIPP (Context-input-process-product) merupakan model evaluasi  yang bersifat mendasar, menyeluruh, dan terpadu. Bersifat mendasar, karena mencakup obyek-obyek inti pembelajaran, yakni tujuan, materi, proses pembelajaran, dan evaluasi itu sendiri. Bersifat menyeluruh, karena evaluasi difokuskan pada seluruh pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.Â
Bersifat terpadu, karena proses evaluasi ini melibatkan seluruh pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. model ini melihat kepada empat dimensi yaitu dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses dan dimensi Produk. Evaluasi dengan model CIPP (Context, Input, Process and Product) sangat efektif dalam lingkup fungsinya karena penilaian yang dilakukan bersifat komplek atau menyeluruh.Â
Tahapan Evaluasi Model CIPP Pada Program Kursus Menjahit di BLK Provinsi Sumatera Selatan :
1. Evaluasi content
Lembaga BLK menyediakan  program  kursus lalu peserta  dapat  memilih  program  apa  yang mereka   inginkan   dan   apa   yang   mereka butuhkan. Program kursus menjahit yang diselenggarakan   oleh  BLK Provinsi Sumsel sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan warga belajar.
2. Evaluasi input
Rata-rata  usia  warga belajar  yang  mengikuti  program kursus menjahit termasuk   usia   produktif,   yaitu   berkisar antara  19 - 25  tahun.  Dengan  usia  produktif seperti itu akan mempermudah warga belajar dalam   menerima   materi   dan   mengikuti pembelajaran. Untuk Sarana Prasarana seperti  fasilitas  belajar,  buku belajar sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran sudah cukup baik dalam menunjang  memperlancar, melengkapi  dan  mempermudah tercapainya  proses  pembelajaran secara efektif. Untuk  kualitas mesin  dan  peralatan  yang  digunakan  di BLK Provinsi Sumsel sudah  cukup  baik. Hanya saja karena alat (mesin jahit) terbatas, sehingga untuk peser belajarnya juga terbatas. Hanya 25-30 orang saja dalam 1 kelas.
3. Evaluasi proses
Secara   keseluruhan,   aktivitas   warga belajar  dalam  mengikuti  pembelajaran  dan interaksi atara warga belajar dan tutor sudah dapat   dikatakan   baik. Instruktur (tutor) dapat menciptakan   suasana   pembelajaran yang kondusif dan membuat warga belajar nyaman berada dalam situasi pembelajaran. Instruktur  juga  selalu  memberikan  motivasi kepada   warga   belajar   agar   bisa   lebih bersemangat mengikuti pembelajaran.
4. Evaluasi hasil
Program pelatihan kursus menjahit di BLK Provinsi Sumsel telah  berhasil mencetak  warga  belajar yang kompeten. sehingga  terlihat perubahan  yang  terjadi  setalah  mengikuti program.  Perubahan  tersebut  dapat  dilihat dari  hasil  yang  telah  mereka  peroleh, yaitu memiliki kemampuan menjahit,  mengetahui membuat  pola, mampu mengoperasikan  mesin, dan menambah kemampuan / keterampilannya dalam   bidang   menjahit.Â
Dampak dari program Kursus menjahit ini adalah warga belajar  menjadi memiliki  kepercayaan  diri  dan  lebih  yakin dengan  kemampuan  yang  telah  dimilikinya. Mereka juga  mempunyai  ide-ide  baru yang dapat digunakan untuk membuka usaha. Dan mereka mampu membuat  pakaian  untuk  digunakan  sendiri, bahkan sudah  bisa membuka usaha mandiri.
OPINI >>>
Menurut Saya, Bentuk evaluasi program dengan model CIPP  yang  ada  di BLK Provinsi Sumsel sudah tepat karena tahapan yang di bahas sudah menyeluruh dan sesuai dengan informasi yang saya dapat dari narasumber. pada tahan evaluasi konteks (Context),yang  terdiri  dari dua  aspek yaitu  kesesuaian  program  dengan  kebutuhan warga  belajar  dan  tujuan program.  Â