3. Mendorong partisipasi aktif dapat memastikan bahwa semua anggota keluarga, terlepas dari jenis kelamin, memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Ini dapat dilakukan dengan memberikan ruang bagi setiap orang untuk menyampaikan pendapat dan ide.
4. Membangun kepercayaan di antara anggota keluarga dengan cara saling mendukung dan menghargai. Kepercayaan yang kuat dapat mengurangi ketegangan dan memudahkan penyelesaian konflik.
5. Mencari Bantuan Profesional jika konflik dalam keluarga sulit diselesaikan, mencari bantuan dari mediator atau konselor keluarga yang berpengalaman dalam isu-isu kesetaraan gender dapat menjadi solusi yang efektif.
Manajemen konflik dalam keluarga berbasis kesetaraan gender adalah pendekatan yang dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan adil. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kesetaraan gender, keluarga dapat mengurangi potensi konflik, meningkatkan komunikasi, dan membangun hubungan yang lebih kuat. Kesetaraan gender bukan hanya tentang hak, tetapi juga tentang menciptakan ruang di mana semua anggota keluarga merasa dihargai dan didengar. Dengan demikian, manajemen konflik yang efektif dapat dicapai, dan keluarga dapat tumbuh bersama dalam suasana saling menghormati dan mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H