Mohon tunggu...
Ananda Maulina
Ananda Maulina Mohon Tunggu... Lainnya - Saya hanya seorang ibu rumah tangga yang kebetulan gemar membaca dan menulis

Saya tipikal orang yang periang, humoris. Menyukai jalan-jalan ke tempat-tempat yang tidak begitu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembalinya Yudha

28 November 2024   20:56 Diperbarui: 28 November 2024   21:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah lulus kuliah, kemudian bekerja dengan menjadi seorang pengusaha di negeri jazirah Arab, Yudha memutuskan untuk kembali ke negara asalnya Indonesia.Tujuan utamanya hanya 1, yaitu untuk menemui sang pujaan hati dari sejak jaman sekolah putih biru hingga sekarang.

Dulu, sebelum ia kuliah di salah satu perguruan tinggi yang berada di kota hujan, ia memang menyukai seorang teman sekolahnya. Namun saat itu, si perempuan yang menjadi gebetannya tidak merespon apa yang ia rasakan. Dengan hati yang sedikit gamang, ia pun menitip surat untuk si perempuan yang isinya kurang lebih begini :

"Aku akan berjuang melanjutkan pendidikan, dan akan berjuang meraih kesuksesan di masa depan. Nanti aku akan kembali untuk menjemputmu menjadi istriku. Tunggu aku."

Saat itu, si perempuan yang bernama Ranti hanya menatap surat yang ia terima dengan senyum tipis. Ia tidak banyak berharap dengan ucapan Yudha, karena memang hatinya belum terbuka untuk lelaki tersebut. Walaupun ia tau, bahwa lelaki itu sudah menyukai dirinya sejak 5 tahun lalu.

Setelah membacanya, kemudian ia meremas kertas berwarna biru muda dan wangi itu. Tanpa berniat menyimpannya, ia membuang remasan kertas itu ke dalam tong sampah yang berada di dalam kamar tidurnya.

Kini...setelah beberapa tahun berlalu. Yudha, berubah menjadi sosok yang nyaris sempurna. Perawakan yang tinggi, tegap, wajah yang manis, kulit sawo matang khas orang Indonesia, dan tentu saja dengan kendaraan pribadi yang wah !!

Sebagai pemilik perusahaan cargo lintas negara, tentu saja duitnya pasti banyak, tak perlu diragukan lagi. Namun, ia tak pernah berubah dengan segala rasa yang ia miliki untuk Ranti, walaupun jelas-jelas perempuan itu menolaknya.

Dengan rasa percaya diri yang tinggi, Yudha berjalan keluar dari sebuah pusat perbelanjaan di kota kecilnya tempat ia dilahirkan. Di tangannya, ia menenteng sebuah paper bag yang entah apa isinya.

Ketika sedang berjalan menuju parkiran mobil, tak sengaja ia bertemu dengan seorang wanita yang terus menatapnya. Wanita itu tiba-tiba menghentikan langkahnya dan bertanya," maaf, apakah kamu yang bernama Yudha ?"

Sontak Yudha menoleh,"Iya, nama Saya Yudha. Anda siapa ya ?"

"Ya ampun Yud, kamu udah gak ngenalin Saya ?" tanya perempuan itu, sok akrab.

Dahi Yudha mengernyit, mencoba mengingat-ingat perempuan yang berdiri di hadapannya. 

"Saya Susan, teman kamu jaman SMP dulu, kan kita pernah sekelas waktu kelas 2...masa kamu sudah lupa ? Saya aja masih bisa ngenalin kamu loh,"

"Ah iya, sekarang Saya ingat..kamu yang duduk sebangku dengan Ranti, kan ?"

"Hmmmm...kalo sama gebetan aja, pasti tidak lupa, hahahaaa.." perempuan yang bernama Susan itu tergelak.

Yudha hanya nyengir...memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapi.

"Gimana kabar Ranti ?"

"Saya juga udah lama gak ketemu dia, tapi setau Saya dia masih tinggal di alamatnya yang dulu, dan sudah menikah bahkan sudah punya anak 1."

Degh !!

Jantung Yudha seakan berhenti mendengar kabar tersebut. Ia hanya bisa mematung, tatapannya tertuju pada paper bag yang ia jinjing. 

Tiba-tiba, ia disadarkan oleh Susan yang berpamitan hendak melanjutkan menganjak langkah masuk ke dalam mall.

Dengan gontai, Yudha pun melangkah menuju mobilnya. Ia menghempaskan tubuhnya di belakang kemudi, dan melemparkan paper bag ke jok belakang. Tatapannya nanar ke arah depan. Seketika, harapannya pupus, menguap entah kemana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun