Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Kolektor

Pernah kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unsrat Manado

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Banjir dan Kesalahan Bang Anies

3 Januari 2020   09:36 Diperbarui: 3 Januari 2020   09:49 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bang Anies bersama warganya

Seperti tersedot mata publik tertuju ke DKI Jakarta, awal Januari 2020 ini. Insiden banjir bandang yang menerpa warga Jakarta, malah menjadi polemik. Bagi kaum beriman, tragedi alam merupakan bertanda teguran Tuhan. Mungkin kita manusia sering lalai menjaga estetika lingkungan. Anehnya, kita di Indonesia terlibat salang menyalahkan di media sosial (Medsos).

Kini Medsos seperti menjadi kiblat dan berhala baru bagi warga modern. Kita digerogoti penyakit post truth. Medsos yang idealnya menjadi medium dan sarana interaksi sosial, malah membuat retak. Merenggangkan tali persaudaraan sesama manusia.

Gubernur DKI Jakarta Bang Anies Rasyid Baswedan menjadi sasaran empuk. Tidak semua publik menghakimi, mencibir dan mengumpat beliau hanya karena banjir akibat intensitas hujan yang tinggi melanda Jakarta. Serentak dunia Medsos ramai dengan saling sindir dan mendiskreditkan.

Saya lalu penasaran, hendak mencari tau apa latar belakang dari mereka para pencibir Bang Anies. Beragam kesimpulan, tidak tunggal alasan tukang penyebar dengki terhadap Bang Anies ini. Mereka beranggapan kemampuan Anies yang juga jebolan HMI ini sebagai seorang super.

Bang Anies selalu salah di mata mereka. Hemat saya, satu kesalahan fatal Bang Anies yakni tidak mau termakan pujian maupun cacian. Ketulusannya menyapa warga Jakarta, etika dan kesantunan yang ditunjukkan membuat sosok pemimpin yang satu ini dianggap paling bersalah.

Pola kepemimpinan yang nasionalis religius juga membuat segelintir orang-orang iri. Tetaplah maju, melayani rakyatmu Bang Anies. Kaum intelektual bijak menitipkan pesan, bahwa tak perlu kau menjelaskan kelebihanmu kepada para pendengki, mereka tak mau melihat itu.

Yang ada dalam pikiran mereka, kau tetap salah. Biarkan berlalu semua. Kerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi warga Jakarta, biarkan mereka risau. Banyak doa-doa berkualitas juga diucapkan sebagai hadiah atas ketulusanmu mengabdi Bang. Cara membunuh karakter dan kampanye terselubung biarkan menjadi urusan mereka.

Publik tidak tidur. Di beberapa Provinsi lainnya di Jawa juga sedang dilanda banjir tapi tidak membuat mereka para pembenci setiamu berkomentar dan terusik. Kesalahanmu yang lain adalah kau tidak mau berkompromi dengan para bandit pemodal, entak siapa mereka. Kemarahan mereka membuncah karena kau menolak takluk pada kebiadaban kapitalis.

Sehat selalu Bang Anies bersama keluarga. Allah SWT melindungi segala usaha dan aktualisasi niat yang kau lakukan. Jangan sedikit pun terkoyahkan niat untuk melakukan korupsi, untuk memanfaatkan kekuasaan memperkaya diri dan menindas masyarakat termarginal. Suara-suara miring dan sinis biarkan raib bersama waktu. Tidak perlu dilayani.

Allah SWT bersama orang-orang tekun dan ikhlas. Sekuat apapun mereka para pembencimu menebar fitnah, yakin bahwa Allah SWT akan selalu bersamamu. Utamakan saja pelayanan pada publik, beri keadilan, kesejahteraan, rasa aman dan hak masyarakat diberikan untuk mereka.

Jangan ikut-ikutan menjadi pemimpin rakus yang doyang merampok ketenangan dan hak masyarakat. Berikan pelayanan prima. Tak perlu takut saat tidak diliput media massa saat bekerja, mengukir prestasi, memberi karya-karya terbaik bagi masyarakat, biarkan Allah SWT yang meliput semuanya. Amal ibadahmu yang utama, dunia hanya sementara Bang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun