Mohon tunggu...
Bung Amas
Bung Amas Mohon Tunggu... Jurnalis - Literasi progresif

Pegiat Literasi dan penikmat buku politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Turning Point Demokrasi

13 Juli 2023   11:04 Diperbarui: 13 Juli 2023   12:16 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah visi yang akan memungkinkan dunia kita ke dalam sebuah aliran yang padu, menjadi gerakan positif bagi perubahan sosial. Seperti itulah peta kekuatan global yang mulai bergeser. Tentu memberi dampak pada situasi Indonesia. Terlebih dalam tatanan berdemokrasi kita.

Lihat saja berbagai pergeseran-pergeseran kebiasaan dalam kancah demokrasi politik mulai berubah. Dari kebiasaan gotong royong, kekuatan kebersamaan, kekeluargaan, diubah. Menjadi materialistis. Segala hal dalam urusan demokrasi diukur dengan materi. Ini tantangan besar kita di indonesia.

Resiko paling buruk dari kondisi tersebut ialah lahirnya kekacauan di tengah rakyat diakibatkan dari salah pilihnya rakyat terhadap pemimpinnya. Kesalahan yang tumbuh dari rakyat dan dipicu dari para elit politik, atau politisi pada umumnya. Dimana kelompok berduit telah membiasakan rakyat dengan cara politik uang.

Memilih harus dibayar. Setelah memilih, dan agenda demokrasi usai, para pemimpin itu kembali menjarah, menjadikan rakyat sebagai budak. Mereka kembali memangsa rakyat dengan sikap rakus dan korup. Cara tersebut sangatlah berdampak merusak demokrasi kita. Demokrasi akhirnya mengalami titik balik.

Demokrasi dipress menjadi praktek materialistik. Hitungan untung dan rugi dimasukkan dalam logika berpolitik. Padahal ini sangat berbahaya. Politik sebetulnya berkait dengan urusan pengabdian, nurani, dan panggilan bekerja untuk banyak orang. Bukan soal untung atau rugi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun