Kemiskinan merupakan masalah sosial yang sangat kompleks yang perlu segera ditangani dan diselesaikan secara tepat. Indonesia, negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar, tentu tidak bisa menghindari masalah ini. Banyak orang miskin bersaksi tentang hal ini. Salah satu fokus utama. Kita sebagai manusia harus saling membantu, salah satunya dengan adanya  pemberdayaan keluarga dhuafa  ini tentunya dapat mengatasi kemiskinan pada keluarga yang kurang mampu.
Kita merupakan manusia sebagai makhluk sosial selalu menuntut untuk bersikap peduli terhadap segala penderitaan, kekurangan dan keterbatasan yang dirasakan sesama. Terutama didalam agama kesadaran untuk berbagi merupakan akhlak yang mulia. Melihat tingginya angka kemiskinan di Indonesia maka, untuk membantu mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia , salah satunya yaitu pemberdayaan keluarga kaum duafa . keluarga duafa adalah golongan manusia yang senantiasa hidup dalam zona kemiskinan , ketertindasan, ketidakberdayaan, kelemahan dan penderitaan yang terus menerus , contohnya adalah fakir miskin, anak terlantar , orang cacat dan anak-anak yatim. Oleh karena itu pantaslah bagi mereka untuk diberdayakan , guna mengurangi angka kemiskinan yang ada di Indonesia .
Sesuai firman Allah yang tertera pada surah Al-Ma'un , Allah berfirman, bahwa :"Tahukah engkau, hai Muhammad orang yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim (Al-Ma'un;2). Yakni dialah yang berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, menganiaya haknya dan tidak memberi makan serta tidak memperlakukannya dengan perlakuan yang baik."dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin"(Al-Ma'un;3). jangan sampai kita menjadi orang yang mendustakan agama.
Maka tolong menolonglah dalam kebaikan, salah satu kegiatan yang di adakan oleh Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka yaitu pemberdayaan kaum duafa untuk meningkatkan sikap saling tolong menolong dalam mengurangi kemiskinan. Adapun keluarga kaum duafa yang kami fokuskan dalam pemberdayaan ini yaitu keluarga Bapak Badri yang tinggal di daerah Lebak, Banten . Bapak Badri hidup dalam kondisi yang kekurangan dan sendirian dengan kondisi mata yang tidak bisa melihat (tunanetra). Beliau bekerja sebagai tukang pijat dengan pendapatan yang tidak seberapa, maka dari itu kelompok kami memutuskan untuk membantu dan memberdayakan Bapak Badri.
Tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan keluarga dhuafa yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Bertemu dan mewawancarai Keluarga Dhuafa.
Karena sekarang masih di masa pandemic maka hanya salah satu dari kelompok kami yang melakukan survey dan wawancara kepada keluarga dhuafa untuk mendapatkan informasi terkait kondisi perekonomian dan keseharian beliau.
2. Mendiskusikan Tindak Lanjut
Setelah bertemu dengan Bapak Badri, kemudian melakukan perencananaan terkait kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh Bapak Badri yang nantinya akan disalurkan dalam kegiatan pemberdayaan.
3. Penggalangan Dana (Fundraising)