Kala itu, aku bersikap jutek padanya, karena sebelumnya aku pernah dipatahkan oleh seseorang, jadi aku tidak ingin kembali patah untuk kedua kalinya.
Bulan Ramadhan pun tiba, waktu itu dia sempat mengajakku marathon bareng, tapiku tolak, karena malu dan mungkin aku tak pernah bertemu dengan orang asing yang hanya kenal didunia maya saja, apalagi seorang pria.
Hampir setiap hari dia mengirimkan pesan padaku, aku masih bersikap jutek padanya dan diapun terus mengejarku dengan caranya yang kadang suka menimbulkan lelucon diantara percakapanku dengannya. Hingga rasa sedikit sukapun mulai tumbuh dalam hatiku, namun aku tak menunjukan rasa ini padanya. Lalu aku dan dia hilang kontak, berbulan-bulan lamanya, hingga akhirnya kita pun menjadi orang asing kembali.
Setelah berbulan-bulan tiba, aku mendengar berita di TV bahwa ada bencana tsunami yang cukup besar di daerah tempat tinggal ka jingga. Aku sangat khawatir dengan orang-orang yang ada disekitarnya, termasuk ka jingga yang bagaimanapun dia adalah orang yang pernah aku kenal. Lalu aku pun menghubunginya melalui Facebook.
"Assalamualaikum ka, gimana kabarnya?sastra denger didaerah Kaka ada Tsunami yah? Kaka dan keluarga baik-baik saja kan?". Tanyaku.
"Waalaikum'salam, Alhamdulilah Kaka dan keluarga baik-baik saja ko, memang didaerah Kaka ada bencana tsunami, tapi alhamduliah gak sampai ke kampung Kaka." Jawab Ka Jingga.
"Alhamdulilah kalau begitu, sastra tenang dengernya". Sahutku dengan perasaan lega.
"Sastra apa kabar? Sehat? keluarga gimana? Mamah, bapak pada sehat kan?". Ka Jingga.
"Alhamdulilah ka, sastra sama keluarga sastra pada  sehat juga ko..". Jawabku. Dengan perasaan senang.
Sejak itu, aku dan dia semakin dekat, entah itu dekat sebagai pacar atau teman biasa. Karena dia tidak pernah mengungkapkan rasanya padaku begitu pun aku, kami merasa sama-sama memendam rasa.Â
Hari-hari pun berganti kini cinta pun hadir, kedekatan kami seperti sepasang kekasih yang samasama tidak ingin kehilangan. Menelpon setiap hari bahkan sampai larut malam, mengingatkan kebaikan agar sholat tahajud dan membaca Al-qur'an, bertukar cerita, dan berbagi motivasi. Tidak hanya sampai disini, dia selalu melontarkan kata-kata yang tak ku mengerti, seperti teka-teki dan membuatku bingung, selalu menyelipkan canda dan membuat akupun tertawa, tapi dia adalah orang yang cukup dewasa karena sikapnya yang tegas.
"De kamu tuh seperti apa sih?". Ka Jingga
"Aku manusia biasa ka, yang jelas sastra orangnya jelek dan gak gemuk, pasti nanti Kaka kecewa kalau ketemu sastra". Jawabku.
"Ciptaan Allah iitu gaada yang jelek sastra, apalagi manusia Â
Namun dibalikan lagi kepada manusia itu sendiri, bisa melihat keindahan seseorang atau hanya melihat kejelekan semata. Owh gak segemuk itu berarti kaya Naruto  kali yah punya kumis kucing wkwkwk..". Sahut ka Jingga.