Mohon tunggu...
bunga kambodja
bunga kambodja Mohon Tunggu... -

just another anak bangsa yang easy going..

Selanjutnya

Tutup

Money

Bail-out Bank Century Itu Cuma Masalah Mujur atau Apes Saja!

25 Januari 2010   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Berdiskusi soal bail-out century memang sangat menarik. Kali ini saya coba untuk melihatnya dari sudut pandang lain. Apakah sudut pandang itu ?

Yaitu sudut pandang Proses Pengambilan Keputusan yang Berkualitas..

Dari sudut pandang itu, maka yang memprihatinkan saya dari kasus Century adalah mutu proses pengambilan keputusannya.

Saya berpendapat bahwa sepanjang proses pengambilan keputusannya berkualitas, maka apa pun keputusan yang dihasilkan akan bisa dipertanggungjawabkan baik secara normatif maupun substansi nya.

Proses pengambilan keputusan yang berkualitas akan menciptakan probabilitas yang lebih tinggi dalam menghasilkan keputusan yang berkualitas.

Proses pengambilan keputusan yang berkualitas juga akan mengurangi ketergantungan pada individu atau siapa saja yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut serta memberi jaminan minimal kualitas keputusan yang dihasilkan. Sehingga, kita tidak terlalu kuatir bagaimana jika seorang pejabat naik posisi dan harus digantikan oleh orang lain.

Proses pengambilan keputusan itu minimal mencakup :


  • semua orang yang terkait mulai dari level terbawah dari proses pengambilan keputusan itu sampai pengambil keputusannya,
  • semua aktifitas terkait minimal mulai dari semua aktivitas operasional yang datanya dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, aktivitas pengumpulan data tersebut, aktivitas analisa, sampai aktivitas pengambilan keputusan
  • cara kerja berkualitas pada :

aktifitas operasional yang datanya dibutuhkan untuk pengambilan keputusan sehingga data yang dihasilkan berkualitas;
aktivitas pengumpulan data tersebut sehingga data yang dikumpulkan itu relevan, akurat, tidak kurang dan tidak lebih dan kualitas aktivitas pengumpulan data itu bisa ditrace back ke data asalnya
aktivitas analisa sehingga hasil analisanya akurat dan dapat di traceback ke hasil pengumpulan data
aktivitas pengambilan keputusan sehingga bisa di trace back ke hasil analisanya..


rules, logic, model yang akurat yang menjiwai aktivitas-aktivitas diatas
urut-urutan aktivitas yang logis, efisien dan terkendali.

Dengan demikian proses pengambilan keputusan yang berkualitas memungkinkan untuk di 'simulasikan ulang'.

Hal itu penting karena bisa digunakan untuk pembelajaran yang berkelanjutan maupun sebagai pembuktian bahwa si pengambil keputusan sudah perform dan tidak dapat dituntut atas hasil keputusan yang salah karena selain sudah mengikuti substansi dan normatif proses kerja juga sudah menerapkan prinsip kehati-hatian sekaligus mengerahkan semua pengetahuan/kemampuan/keahlian nya sebagai seorang profesional.

Proses pengambilan keputusan di pemerintahan

Berdasarkan penjelasan diatas dan semua informasi yang saya jetahui dan fahami maka saya cenderung untuk menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan bail out Bank Century itu kurang memadai kualitasnya.

Dan proses pengambilan keputusan bail out century itu sebenarnya mewakili betapa rendahnya kualitas prosees pengambilan keputusan di kepemerintahan secara keseluruhan dari mulai level eselon IV, III, II, dan I.

Lalu kenapa bisa seperti itu ?

Ada banyak sebab.

Salah satu penyebab utamanya adalah : kita tidak pernah excellent dalam hal process definition dan improvement.

Dan sedihnya, masih banyak orang yang belum bisa membedakan proses kerja dengan SOP. Seringkali malah proses kerja itu difahami sebagai SOP saja.

Padahal proses kerja itu menjelaskan tentang apa yang harus dilakukan sedangkan SOP menjelaskan urut2an pelaksanaannya.

Bagaimana mungkin, kita malah sibuk menentukan urut-urutan pelaksanaan suatu pekerjaan padahal kita belum memahami tentang apa yang seharusnya dikerjakan untuk mencapai suatu obyektif DAN padahal kita juga tidak mengetahui rules/logic/model yang tepat untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan.

Akhirnya, kita terbiasa mengerjakan aktivitas yang mungkin tidak berkaitan langsung atau malah tidak ada hubungannya dengan tujuan aktivitas tersebut.

Padahal kita sudah berlembur-lembut untuk itu semua.. yaitu untuk segala macamaktivitas yang kurang/tidak berhubungan langsung dengan pencapaian obyektif yang berkualitas... ironis..

Itu lah yang saya bisa simpulkan dari kondisi organisasi kepemerintahan pada umumnya.

Jadi, saya fikir wajar lah kalau saya berkesimpulan bahwa negara tercinta ini tidak akan pernah bisa maju sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Kemajuan yang dicapai selalu tidak sebanding dengan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini.

Dan... Menghasilkan keputusan melalui proses pengambilan keputusan yang tidak berkualitas itu sama saja menggantungkan hidup bangsa ini pada nasib! Terkadang mujur tapi terkadang juga bisa apes. hiks..

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun