Kabut pekat menamparku pagi ini. Sontak aku duduk di atas ranjang. Kulirik jam dinding ditengah barak. Pukul dua dini hari. Kali ini, bukan untuk mengaji, ataupun tugas jaga serambi. Entahlah, tidak biasanya aku terbangun tanpa tujuan pasti seperti ini.
Lima menit berlalu, dan aku masih duduk diam mencerna sesuatu. Tiba -- tiba melintas cepat dalam benakku mimpi aneh yang baru saja berlalu. Mimpi itu, sekitar pukul sepuluh malam, seorang laki -- laki datang menghampiri aku dan kakak tingkatku.
Tubuhnya jakung, kulitnya putih bersih, model rambutnya khas. Tampan. Sangat tampan. Namun, entah mengapa malam itu wajahnya terlihat pucat. Kedua matanya menatap tajam kedepan. Dingin dan menusuk. Seolah kekecewaan sedang menguasai hatinya.
Kemudian dia duduk diam di seberang ranjangku.
"Dek, apa kamu tau dia siapa?" Dila, kakak tingkatku bertanya.
"Si... siap, tidak Mbak", aku menjawab pertanyaan Mbak Dila dengan terbata -- bata. Saat menjawab, sesekali aku melirik laki -- laki tampan itu. Aku takut.
Sejurus kemudian Mbak Dila menjawab,"Itu teman se-barak Arjuna."
Mbak Dila pun tersenyum simpul. Aku bingung. Tanda tanya besar memenuhi ruang pikirku. Mencoba menyimpulkan maksud dari pertanyaan sekaligus jawaban Mbak Dila.
Arjuna. Arjuna, kakak tingkatku yang minggu lalu...
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H