Tepat di hari ketiga lebaran, dengan sangat menyesal, Dian dan kawan-kawan tak lagi bisa melihat ibu-ibu bahu membahu memasak untuk kaum Muhajirin di kampung itu. Tak ada lagi bantuan yang masuk.
Ika, Jhoni dan ratusan SPG lainnya entah makan apa? Tak ada lagi antrian yang diselingi canda di dapur umum.
Semoga saja ada dermawan yang sudi menyisihkan sebagian uangnya untuk menyalakan api harapan bagi Ika, Jhoni dan ratusan SPG lainnya. Bukan hanya untuk mengisi perut yang lapar. Tapi yang  lebih penting, mengisi harapan bagi mereka bahwa masih banyak saudara sebangsa yang peduli. Masih banyak orang yang tak tega mendengar ada yang kelaparan di sudut kota metropolitan ini.
Dian lebih banyak duduk termenung di atas bale yang terbuat dari bambu di sudut dapur umum itu. Â Berharap bantuan datang lagi untuk menepati janjinya pada teman-temannya untuk tidak membiarkan ada yang kelaparan di kampung itu.
Rendah gunung tinggi harapan, semoga saja ada yang datang menyalakan tungku di dapur umum itu. Membantu Dian menepati janjinya. Menyelamatkan para SPG dari ancaman kelaparan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H