Islam Politik harus melakukan tajdid dengan kondisi histori yang ada. Solusinya harus ada tajdid dalam gerakan Islam Politik. Menurut saya Islam politik jangan lagi berkutat pada formalisme politik islam berbetuk partai Islam. Toh, selama ini size pemilih partai islam jika akumulasi dari suara partai Islam (decler) atau partai berbasis massa Islam (PAN dan PKB) hanya di angka 25-30 persen.
Selama ini Partai Islam dan berbasis massa Islam, mulai dari Musyumi hingga hari ini (PKB, PAN, PKS, PPP dan PBB) tidak pernah menjadi partai pemenang pemilu. Karena partai Islam memiliki size pemilih yang kecil dan tugas mengedukasi pemilih gagal dilakukan. Karena partai Islam pada saat bersamaan memiliki tugas maha berart merubah orang yang sudah taat atau tidak taat dalam beragama menjadi "taat" saat di bilik suara.
Pertanyaan terakhir saya, Islam politik ingin tetap bertahan dengan partai Islam sebagai kendaraan politik tapi gagal membawa misi politik. Atau dengan kenderaan partai nasionalis tapi nilai-nilai universal Islam terimplementasi. Menjawabnya tidak mudah, makanya perlu eksprementasi islam politik 3.0 (era milenial). Eksprimen Islam politik 1.0 ditandai lahirnya  Masyumi. Dan Islam politik 2.0 oleh PAN dan PKB di satu sisi, di sisi lain ada model PBB, PPP dan PKS
Islam politik Ekspremin 3.0 yang mampu menjawab tantangan global dan pada saat yang sama adaptif dengan tata baru dunia. Islam politik yang mampu memberikan solusi atas persoalan rakyat, bangsa dan dunia. Islam politik Ekspremin 3.0 tak lagi  sibuk menghakimi kesolehan orang lain....... Tapi membawa kabar gembira
Siapa yang memulai kita tunggu saja.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H