Mohon tunggu...
Muhammad Suryadi R
Muhammad Suryadi R Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Lingkar Studi Aktivis Filsafat (LSAF) An-Nahdliyyah

Tall Less Write More

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Era Informasi dan Masalah Keseharian

28 Maret 2021   14:43 Diperbarui: 28 Maret 2021   15:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : fathani.com

Tak berhenti sampai di situ, semakin banyaknya konsumsen informasi yang tak jelas sumbernya itu jelas akan menghambat transmisi pengetahuan bahkan dapat menghancurkan pengetahuan itu sendiri. Fenomena ini disebut Tom Nichols sebagai fenomena anti intelektualisme.

Kita barangkali bersepakat, informasi adalah pengetahuan dan pengetahuan adalah informasi. Namun, di era informasi terjadi konfrontasi antara informasi dan ilmu pengetahuan. 

Informasi pada pengetahuan seakan mengambil jarak. Terdapat garis demarkasi diantara keduanya. Lamat-lamat, pengetahuan akan terpisah jauh dari informasi.

Peminatan orang awam, dalam hal ini masyarakat biasa, pada informasi lebih besar ketimbang ilmu pengetahuan. Dalam arti, kesadaran akan informasi tidak dibarengi dengan kesadaran akan pengetahuan. Sehingga, informasi yang diterima adalah informasi yang tidak utuh. Kadang, informasi yang diambil adalah informasi yang sesuai preferensinya dan mendukung pendapatnya. Ini disebut sebagai masalah bias konfirmasi. Bias konfirmasi adalah kecendrungan pada informasi yang hanya membenarkan apa yang dipercayai dan menerima fakta yang hanya memperkuat pendapat pribadi.

Pada situasi seperti ini, posisi para pakar dan ilmuan terancam seiring pesatnya perkembangan informasi. Orang awam telah menjadi bayang-bayang yang menghantui objektivitas dan kerja-kerja para profesional. Institusi, lembaga, ilmuan, peneliti, dan pakar yang berkompetensi mengurusi suatu bidang keahlian akan tergantikan oleh orang awam yang tak memiliki spesifikasi bidang apapun namun seolah mengetahui segala sesuatunya.

Dengan modal mesin big data: Google, akan sangat mudah bagi orang awam menjelaskan asal muasal virus covid-19 tanpa harus meneliti dan tanpa mengeluarkan banyak biaya. Ketikan dua jari pada layar gawai smartphone akan sangat cepat bagi orang awam mentracking bahan obat-obatan tanpa harus ke lembaga kesehatan dan membayar dokter mendiagnoisis penyakit yang diidap. Teori konspirasi akan menjadi satu-satunya teori yang diaminkan oleh orang awam daripada harus mengkaji dan berguru pada akademisi dan pakar yang membutuhkan waktu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun