Mohon tunggu...
Haniva Az Zahra
Haniva Az Zahra Mohon Tunggu... mahasiswa -

a psychologist to be. \r\n\r\njangan pernah takut belajar untuk menjadi lebih baik. karena itu salah satu hal yang tidak akan pernah selesai untuk dipelajari, juga tak akan pernah ada kata terlambat. jadi, mulailah, mulailah bersinar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan dan Kesetaraan Gender

28 April 2011   01:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:19 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"How wrong is it for a woman to expect the man to build the world she wants, rather than to create it herself?" ( Anaïs Nin)

8 Maret 2011. Kembali kita memperingati Hari Perempuan Internasional. Hari yang didedikasikan untuk perjuangan kaum hawa, hari yang diperingati khusus menandakan bukti bahwa wanita itu luar biasa. Sayangnya, perempuan seringkali diangap dengan stereotipe yang lemah dan menjadi sosok pelengkap. Tidak hanya kau pria yang berpikiran seperti itu, tetapi juga perempuan yang tidak percaya diri dan kurang meyakini bahwa sebenarnya perempuan tidak diciptakan berbeda dengan kaum pria.

Ungkapan dari Anaïs Nin di atas begitu benar, rasanya perempuan seringkali bergantung pada lawan jenisnya untuk mengetahui apa yang namanya kebahagiaan hidup. Perempuan termakan pola berpikir bahwa peran perempuan terbatas pada dapur sumur dan tempat tidur sehingga pada akhirnya hal di luar itu menjadi tidak penting. Sosok perempuan yang berprestasi dan menyeimbangkan antara keluarga dan karier kerja menjadi sangat langka ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk berprestasi karena tuntutan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yang tidak bergaji dan tidak pernah berhenti, atau perempuan lainnya yang terlalu fokus untuk urusan luar rumah dan terbengkalai untuk keharmonisan keluarganya. Keseimbangan untuk urusan internal keluarga dan pencapaian diri yang terus meningkat semakin sulit untuk digapai.

Selain tugasnya yang banyak dan tentunya tidak mudah. Perempuan pun terikat banyak aturan dan pembatasan. Misalnya saja, perempuan harus seperti ini dan harus seperti itu. Terlalu banyak bahaya yang dihadapi perempuan. Sehingga hal hal inilah yang membuat perempuan semakin tua semakin tidak produktif. Pandangan seperti inilah yang harus kita ubah bersama. Bahwa sudah tidak masanya lagi perempuan yang sukses adalah perempuan yang diam di rumah saja dan menganggap kontribusi untuk dunia luar tidaklah penting. Harusnya, sedikit apapun kontribusi yang bisa kita lakukan untuk lingkungan adalah modal dan harta kita untuk mampu berbuat lebih banyak. seorang perempuan tidak hanya bertanggung jawab untuk keunggulan keluarganya, tetapi juga bagaimana menjadi ibu peradaban yang membangun generasi super.

Perempuan harus sadar, perannya sebagai seorang ibu yang melelahkan dan tak mengenal batas waktu adalah kesempatan untuk mendapatkan kemuliaan baik di dunia maupun di mata Tuhan. Betapa jika perempuan mampu menyeimbangkan semuanya dan tetap mencapai target target diri itu adalah nilai tambahan yang membuatnya lebih unggul dibanding kaum pria. Pun dengan segala aturan dan batasan yang kita miliki, itupun adalah bukti nyata betapa sesuatu yang berharga tidak mungkin lepas dari penjagaan yang ketat. Semua norma dan nilai yang berlaku di masyarakat adalah panduan bagi kita serta jaminan untuk keselamatan dan kebaikan bagi kaum perempuan. Sangat wajar bukan bila perhiasan mendapatkan penjagaan ketat? Wajar saja karena mereka diinginkan oleh banyak orang.

Kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai hak dan kewajiban yang sama persis tanpa pertimbangan selanjutnya. Tapi melihat hal dan kewajiban maksimal yang bisa dilakukan dan didapatkan serta sesuai dengan konteks keperempuanan. Malu rasanya apabila kita berteriak tentang kesetaraan gender apabila itu artinya segala sesuatu nya mutlak sama. Karena perempuan tentunya tidak siap jika harus menanggung beban berat yang biasa ditanggung oleh laki-laki. Atau sebaliknya laki-laki pun tidak akan mampu menyelesaikan semuaa tugas berat dan rutin yang biasa dikerjakan perempuan. Kesetaraan gender tidak untuk seperti itu, tetapi memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk perempuan agar mampu berkarya dan melaksanakan hak serta kewajiban dengan lebih baik lagi.

Perempuan dengan segala kelebihan dan kekurangannya tidak diciptakan sebagai pelengkap tanpa maksud. Tetapi betapa perempuan membuat dunia ini menjadi lebih manusiawi dan berwarna. Perempuan bahkan menjadi simpul majunya suatu peradaban, yang ditangannya lah arah dan gerak bangsa ditentukan.

Maka jika perempuan masih tidak terima dengan segala peraturan dan batasan serta kekurangan? Ya, itu tanda bahwa perempuan lupa betapa berharganya ia. Selamat Hari Perempuan Internasional. Semoga semakin sadar dan memacu untuk tampil berprestasi.

Haniva Az Zahra

Peserta Program Pembinaan SDM Strategis Nurul Fikri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun