Abstrak: Proses globalisasi mempengaruhi hampir keseluruhan arena kehidupan manusia. Tetapi pada umumnya meliputi arena ekonomi, politik dan budaya yang termasuk di dalamnya adalah pendidikan. Masuknya pendidikan dalam pengaruh globalisasi memberikan dampak yang signifikan terutama jika dikaitkan dengan pembentukan karakter manusia yang Nasionalis. Pendidikan tinggi sebagai organisasi yang turut serta dalam pembentukan pribadi tersebut memang telah menurunkan nilai-nilai tersebut dalam Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) yang salah satu didalamnya adalah Mata Kuliah Pendidikan Pancasila. Masalah dalam tulisan ini adalah ingin melihat bagaimana relevansi Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dengan Era Globalisasi?. Pada tulisan ini diperoleh bahwa Mata Kuliah Pendidikan Pancasila memang didesain sebagai upaya persiapan dan penyesuaian diri terhadap perubahan nilai di masa mendatang yang sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dalam negeri maupun eksternal luar negeri, terutama yang berkaitan dengan isu global dan globalisasi itu sendiri.
Pendidikan Pancasila memainkan peran penting dalam menjaga identitas dan nilai-nilai bangsa Indonesia di tengah arus globalisasi. Pancasila berfungsi sebagai filter untuk mengatasi pengaruh budaya asing yang dapat mengikis nilai-nilai lokal, serta sebagai pedoman moral dalam menghadapi tantangan sosial dan ekonomi global. Tantangan utama termasuk meningkatnya individualisme, pengaruh teknologi digital, dan ketidakpedulian generasi muda terhadap nilai-nilai Pancasila.Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan pendidikan Pancasila dengan pendekatan inovatif agar tetap relevan dan efektif dalam membentuk karakter bangsa.
Wakil Presiden RI ke-6, Tri Sutrisno dan Ketua MPR Bambang Soesatyo saat diwawancarai tentang Pancasila (MI)
PANCASILA sebagai ideologi negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia mempunyai peran besar sebagai filter sekaligus motor penggerak yang tidak tergantikan. Pancasila menjadi filter infiltrasi pengaruh globalisasi dan derasnya arus informasi yang dapat merusak tatanan nilai-nilai.
"Bila suatu bangsa tidak memiliki ideologi, yang kalau ditarik secara praktis akan menjadi pandangan hidup, tentu tidak akan memiliki arah. Bila terkena penetrasi paham lainnya akan mudah terguncang. Namun, bila punya pandangan hidup tentu apapun yang masuk akan mudah disaring," terang Wakil Presiden RI ke-6, Tri Sutrisno dalam diskusi bertajuk 'Urgensi UU pembinaan ideologi Pancasila', di Jakarta, Rabu (15/7).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H