Mohon tunggu...
Bunga Arista Rahayu
Bunga Arista Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Mercu Buana

NIM: 42321010028_Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak_Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 09_Menghindari Korupsi dengan Mengendalikan 3 Bagian dalam Diri

29 Oktober 2022   21:57 Diperbarui: 29 Oktober 2022   21:57 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian Korupsi

Kata korupsi ini tentunya tidak asing di telinga kita. Pasti kita sudah sering mendengar kata ini entah dari buku pelajaran saat kita masih sekolah, dari berita di televisi, maupun dari obrolan dengan orang-orang di sekitar kita. Kata korupsi ini berasal dari Bahasa latin yaitu corruption atau corruptus. Corruptio artinya yaitu menghancurkan, kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan, kata-kata atau ucapan yang memfitnah atau menghina. Korupsi memiliki banyak definisi dari berbagai sumber. Misalkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), korupsi merupakan penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, Yayasan dan sebagainya) untuk kepentingan atau keuntungan pribadi atau orang lain.

Berdasarkan pengertian di atas, pada dasarnya korupsi memiliki 5 (lima) komponen, yaitu:

  • Korupsi merupakan suatu perilaku
  • Terdapat penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan
  • Korupsi dijalankan agar mendapat keuntungan pribadi dan atau kelompok
  • Menyimpang dari norma dan moral serta melanggar hukum yang berlaku
  • Terjadi dan dilaksanakan pada sebuah Lembaga pemerintah atau pun Lembaga swasta

Jenis Korupsi

Menurut Zainal Abidin, korupsi terdapat 2 jenis jika dilihat dari besar uang yang dikorupsi dan asal atau kelas pelakunya, yaitu:

  • Bureaucratic Corruption
  • Pada jenis yang pertama ini, berarti korupsi tersebut terjadi di lingkungan irokrasi dan para pelakunya merupakan pegawai rendahan atau para birokrat. Biasanya bentuk korupsinya yaitu menerima atau pun meminta suap dengan jumlahyang relative kecil dari masyarakat. Jenis korupsi satu ini biasa disebut sebagai petty corruption.
  • Political Corruption
  • Pada jenis korupsi yang kedua ini, para pelakunya merupakan para politisi pada parlemen, pejabat di pemerintahan yang memiliki pangkat tinggi, dan uga para penegak hukum di luar mau pun di dalam sebuah pengadilan. Korupsi ini melibatkan uang yang relative lebih besar dan juga melibatkan para orang yang memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat, pemerintahan, atau pun dunia usaha. Korupsi yang kedua ini sering disebut sebagai grand corruption.

Siapa Itu Platon?

Platon atau yang lebih dikenal sebagai Plato merupakan seorang filsuf, matematikawan, dan pendiri akademi platonik yaitu sekolah tinggi pertama di dunia Barat yang berasal dari Athena, Yunani. Ia lahir pada sekitar tahun 427 SM (Sebelum Masehi) dan meninggal pada 347 SM (Sebelum Masehi). Plato diyakini sebagai seorang filsuf yang memiliki peran yang besar dalam perkembangan filsafat Yunani Kuno serta juga filsafat barat secara umum. Kemudian, oleh para pemikir yaitu Plorinus dan Porphyry, pemikiran Plato dikembangan menjadi Neoplatonisme. Pemikiran Neoplatonisme ini memberi pengaruh yang sangat besar pagi perkembangan kristianitas, terutama dapat mempengaruhi pemikiran para Bapa Gereja, contohnya seperti Agustinus. Pemikiran Plato ini banyak dipengaruhi oleh Sokrates, yang merupakan guru Plato.

Jiwa Sebagai Esensi Seseorang

Filsafat mengenai jiwa dari Platon yang dipengaruhi oleh gurunya yakni Sokrates, menganggap bahwa jiwa merupakan sebagai esensi seseorang. Artinya adalah sesuatu yang dapat menentukan bagaimana orang akan berperilaku. Bagi Platon, esensi ini merupakan penghuni abadi pada diri kita, bahkan sampai mati pun esensi ini masih mampu membuat orang menentukan jiwa dan membantu jiwa untuk berpikir.

Terlihat bahwa, yang utama bagi Plato adalah forma (yaitu eidos, yang dimana sering diterjemahkan sebagai idea atau ide), maka dalam diri manusia yang utama merupakan jiwanya, karena tubuh manusia bersifat mortal yaitu sesuatu yang mematikan. Plato menyebutkan tentang jiwa yaitu sebagai sebuah gerak yang dapat menggerakan dirinya sendiri atau autokineton. Karena jiwa dapat menggerakan dirinya sendiri / autokineton, maka jiwa adalah seluruh komplikasi internal di dalam diri manusia yang bersifat asomatis. Bagi Plato, tubuh hanya sebagai tanda atau wadah bagi jiwa.

Jiwa sendiri terdiri dari tripatrit atau tiga bagian, ketiga bagian tersebut adalah epithumia, thumos, dan logistikon. Plato mengumpamakan tripatrit dari jiwa tersebut sebagai analogi kereta kuda dalam Phaidros. Dalam kereta kuda tersebut terdapat dua ekor kuda yaitu kuda hitam dan kuda putih, serta seorang sais atau pengemudi atau kusir, dan kereta yang bersayap. Kuda putih memiliki sifat yang cenderung penurut dan kuda hitam memiliki sifat yang keterbalikan dengan kuda putih yaitu lebih cenderung tidak menurut dengan kusir tersebut, dan kepak sayap pada kereta yang membantu menghidupi laju gerak kereta kuda itu. Dari analogi kereta kuda tersebut, kuda hitam diumpamakan sebagai epithumia, yaitu bagian dari jiwa yang paling rendah, sumberdari seluruh nafsu jasmani, kuda putih diumpamakan sebagai thumos, yaitu bagian dari jiwa di tempat keberanian, dan juga seluruh heroisme atau keberanian berasal, sais atau kusir diumpamakan sebagai logistikon yaitu bagian jiwa dimana tempat rasio berasal, disana terdapat pemikiran dan pertimbangan yang rasional berasal atau bersumber. Sedangkan yang terakhir yaitu sayap diumpakan sebagai eros atau Hasrat jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun