Sebelum menulis lebih jauh, saya mau membuat pengakuan. Saya menulis tulisan ini hanya dengan satu maksud yaitu curcol. Bagi anda yang tidak berkenan membaca tulisan yang isinya curcol, silahkan diskip saja. Hehehe.. Tulisan ini hanya sekedar uneg uneg yang jika dikeluarkan dalam bentuk tulisan, kayaknya lebih lega..
Sebagai seorang single, saya selain di tempat kerja lebih banyak bergaul dengan sesama single juga. Walaupun itu artinya, teman teman saya banyak yang secara usia jauh lebih muda. Karena tidak banyak lagi teman seusia saya yang masih betah berstatus single. Meski saya juga punya teman single yang lebih 'senior'.
Hari itu, saya berkumpul dengan 3 teman single saya. Kami ini semacam geng yang sering mengadakan agenda bercurcol ria. Kami yang bekerja di bidang yang berbeda beda, masing masing punya cerita sendiri. Berbagai cerita plus segala unek unekpun mengalir lancar dari mulut 4 orang manusia. Tak ada yang aneh dari salah seorang dari kami bertiga. Semua mengalir apa adanya. Semua orang terlihat rileks, santai. Dan kamipun berpisah setelah menghabiskan beberapa jam bercurcol ria..
Dua hari berlalu. Tak ada kejadian istimewa. Semua berjalan seperti biasa. Matahari bersinar dari timur dan tenggelam di ufuk Barat. Just like usual..sampai hari ke 3. Salah seorang diantara kami mendapat telepon dari seorang kerabat nun jauh disana di Surabaya mengabarkan bahwa si A, teman kami yang kemarin ikut bercurcol ria dengan kami akan menikah. Kami bertiga pun terkaget kaget. Kenapa dia yang jauh dikabari, sementara kami yang didepan hidung malah tidak dikabari. Lho??? Diabercurcol dengan hebatnya sampai tidak keceplosan masalah yang satu itu..Bahkan setelah itupun, dia pun masih mengunci mulutnya jika ditanya. Hanya ada senyum terkembang.
Saya kemudian jadi punya kebiasaan baru yaitu merenung (Baca: melamun). Topik utamanya adalah tentang kami para sahabat yang sampai hari ini tidak diberitahu tentang pernikahan itu. Inilah satu hal yang paling tidak enak yang harus dialami single seperti kami. Jika ada teman mau menikah, kami dianggap iri. Walaupun itu benar hehehe...tapi kan kami sahabat dia yang mendengarkan curhat dia setiap waktu. Mendampingi dia dikala ada kesulitan. Runtang runtung..piknik kek...dolan dolan kek..pinginnya kalo ada kabar bahagia ya disampaikan saja. Kami merasa dilupakan. Dan apakah yang harus kami lakukan jika sampai hari H, dia tidak memberi tahu? Terus terang kami merasa sangat kecewa. Kalo mau keluar dari geng ijo (ikatan jomblo) dg cara menikah ya sana keluar saja..tapi kan biasa saja...jangan seolah sembunyi sembunyi. HIhihi.....Apa kami ini semacam orang orang jahat yang bisa saja membuat onar dihari pernikahan seperti yang dilakukan para antagonis di sinetron hehe...mungkinn kami juga terlalu lebayy. Nggak dikasih tau aja tersingguuung. Trus curhat di kompasianaaa ...hahhahaha..Dasar ababil haha....
Dan haripun masih berjalan seperti biasanya. Langit masih berwarna biru. Burung masih berkicau seperti dulu. Kami masih menunggu kabar bahagia itu. Tapi kalopun sampai hari H kami tidak diundang, kami juga harus legowo. Ambil sisi positifnya, kami tidak harus kondangan hahahaha... Yah daripada jadi tamu yang diundang. Kamipun mencoba berbaik sangka. Pasti dia punya alasan yang kuat sampai tidak memberitahu kami. Kami tak mau berpanjang panjang memikirkan hal ini. Kami masih punya banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Tapi diam diam dihati kami, kami masih menyimpan satu tanya, kenapa kami tidak dikabari??
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H