Mohon tunggu...
Mawarni
Mawarni Mohon Tunggu... -

:D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rumor yang Beredar di Balik Motif Penembakan Anggota Kepolisian

11 September 2013   13:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:02 2241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bripka Sukardi, anggota satuan polisi perairan (Polair) tewas tertembak tadi malam di depan gedung KPK ketika sedang melaksanakan tugasnya mengawal beberapa truk yang bermuatan suku cadang alat alat berat.

Penembakan anggota kepolisian ini menambah daftar anggota polisi yang tewas ditembak dengan senjata api oleh orang yang tidak dikenal. Penembakan ini di duga merupakan aksi balas dendam anggota teroris yang tidak terima kawan kawannya ditembak mati dan perlakuan tidak manusiawi oleh Densus 88 anti teror.

Namun ada juga romor beredar, motif penembakan terkait dengan KPK. Seperti yang telah kita ketahui, penembakan itu lokasinya persis di depan gedung KPK. Desas desus yang berkembang di masyarakat, ini merupakan pesan dari para koruptor baik yang belum terendus, terindikasi, masih sebagai saksi, tersangka, yang sudah ditahan maupun yang sudah menjalani hukuman pidana kepada pejabat KPK untuk tidak main main dengan para koruptor. KPK sekarang ini tidak hanya mempidanakan para koruptor tapi juga memiskinkan dengan undang undang penyucian uang. Itulah yang ditakuti oleh koruptor, menjadi miskin. Bagaimana tidak, setelah keluar dari penjara merika tidak bisa lagi menikmati hasil korupsinya. Semua harta benda dan aset aset merika disita oleh KPK dan dikembalikan ke kas Negara. Untuk itulah mereka memberi pesan kepada Pejabat KPK, bahwa mereka tidak akan tinggal diam begitu saja. Mereka akan memberikan perlawanan. Pesannya sangat jelas, kalau anda main main dengan kami maka nyawa anda akan melayang.

Disamping dua romor diatas, ada lagi isu yang beredar ditengah tengah masyarakat. Motif penembakan terkait dengan persaingan jasa pengamanan dan pengawalan. Seperti yang kita ketahui, Bripka Sukardi adalah anggota polisi perairan (polair) tapi mengapa melakukan pengawalan angkutan darat. Seharusnya melakukan pengawalan di darat itu adalah polisi lalu lintas (polantas). Ini merupakan suatu kejanggalan. Disamping itu standar operasional prosudur (SOP) juga dilanggar. Semestinya mengawal beberapa truk yang berisi suku cadang alat alat berat yang yang beriringan itu minimal dilakukan oleh dua orang petugas pengawalan dengan menggunakan mobil. Faktanya kan cuma seorang diri dengan menggunakan motor. Sepertinya perlu dicermati juga kemungkinan persaingan antara oknom aparat dalam bisnis pengamanan dan pengawalan.

Kemungkinan lain bisa juga penembakan ini dilakukan oleh preman jalanan yang merasa dendam dengan polisi. Akhir akhir ini memang polisi sedang gencar gencarnya melakukan rajia premanisme.

Apapun motif penembakan anggota kepolisian akhir akhir ini, semoga pelaku penembakan bisa terungkap dan tertangkap dengan cepat oleh pihak kepolisian. Aksi teror ini membuat masyarakat cukup resah dan gelisah. Bagaimana bisa pihak kepolisian mengayomi dan melindungi masyarakat, sedangkan menjaga diri sendiri saja tidak bisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun