Mohon tunggu...
bunda yuli
bunda yuli Mohon Tunggu... -

saya seorang ibu yang suka menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan: Bulan Ketakwaan dan Penegakkan Khilafah Rastidah

30 Juni 2015   06:27 Diperbarui: 30 Juni 2015   07:50 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ramadhan : Bulan Ketaqwaan dan Bulan Penegakkan Khilafah Rasyidah


Tak terasa sudah 13 hari pertama kita memasuki bulan suci Ramadhan di tahun ini. Bulan yang di dalamnya Allah SWT menjanjikan rahmat, ampunan, dan penjauhan dari siksa api neraka. Setiap amalan salih akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Maka tak mengherankan bahwa setiap muslim akan senantiasa bersemangat dalam melaksanakan setiap amal salih selama Ramadhan ini.
Semua amal salih yang dilaksanakan selama Ramadhan hendaknya dapat memupuk ketakwaan pada diri kaum muslim. Ketakwaan itulah hikmah yang mesti diwujudkan dari ibadah selama Ramadhan, terutama ibadah puasa.
Imam an-Nawawi dalam syarh shahih Muslim menjelaskan bahwa takwa adalah melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Maka takwa bermakna kesadaran akal dan jiwa serta pengetahuan syar’i atas kewajiban untuk mengambil halal dan haram sebagai standar untuk seluruh aktivitas, lalu merealisasikannya secara praktis (‘amali).
Ketakwaan hakiki, baik pada tataran individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat, hanya akan terwujud dengan penerapan syari’ah islam secara total, yakni dengan menerapkannya secara formal oleh negara untuk mengatur segala bentuk interaksi yang ada di tengah masyarakat. Dengan kata lain, syari’ah islam merupakan kunci agar ketakwaan individu-individu anggota masyarakat terwujud. Alasannya, dengan penerapan syari’ah maka pintu-pintu ketakwaan terbuka lebar, sementara pintu-pintu keharaman ditutup. Hal tersebut sangatlah bertolak belakang dengan kondisi saat ini, dimana syari’ah islam tidak diterapkan secara formal oleh negara. Jangankan mewujudkan ketakwaan penduduk negeri secara bersama-sama, mewujudkan ketakwaan individu - per individu saja sangatlah sulit. Hal ini karena dalam kehidupan sekularistik, kapitalistik, dan hedonistik seperti saat ini, pintu ketakwaan dipersempit, sementara pintu-pintu kemaksiatan dibuka lebar.
Penerapan syari’ah islam yang diwajibkan oleh Allah SWT tak akan tegak sempurna tanpa kekuasaan dan sistem pemerintahan yang tegak berlandaskan akidah islam. Sistem itu tidak lain adalah Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah yang dipimpin oleh seorang imam yang disebut sebagai khalifah. Sistem inilah satu-satunya sistem yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya untuk menerapkan syari’ah islam secara kaffah (sempurna dan totalitas).
Maka, sudah sepantasnyalah keterlibatan kita dalam perjuangan menegakkan Khilafah ar-Rasyidah yang akan menerapkan syari’ah islam secara kaffah selalu ada dalam daftar amal salih harian kita, apalagi selama bulan Ramadhan. Keterlibatan kita dalam perjuangan itu, dalam bentuk apapun dan berapapun kadarnya, sesungguhnya akan menjadi investasi abadi kita di yaumil akhir kelak.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun