Sudah lebih dari satu pekan angkatan bersenjata Saudi beserta 10 negara lainnya resmi melancarkan operasi militer melawan Houthi di Yaman. Bahkan ‘Adil al-Jubair, duta besar Saudi untuk Amerika Serikat mengatakan bahwa Saudi telah berkonsultasi tentang hal ini dengan Amerika Serikat.
Sangat mengherankan, pesawat-pesawat dan kapal-kapal perang para penguasa negeri muslim itu justru bergerak untuk menyerang Yaman, bukan menyerang yahudi yang senantiasa memerangi kaum muslimin di Palestina.
Pesawat-pesawat tersebut dikerahkan tidak lain adalah untuk kepentingan kaum kafir penjajah semata. Bukan untuk membebaskan Palestina (kiblat pertama kaum muslimin) yang hingga detik ini diduduki oleh kaum yang paling keras permusuhannya kepada kaum muslim yaitu kaum yahudi.
Pergolakan yang terjadi di Yaman pada dasarnya terjadi diantara dua kelompok: Amerika dan para pengikut serta agennya melawan Inggris dan para pengikut serta agennya.
Nampak jelas bahwa Amerika telah memberi dukungannya kepada Houthi melalui Iran dengan memfasilitasi berbagai macam senjata, dengan harapan agar mampu mengontrol Yaman menggunakan kekuatan. Amerika faham betul bahwa lingkungan politik di Yaman adalah “buatan” Inggris.
Sementara Inggris berjalan dengan logika kecerdikan politik, melalui Hadi dengan mengeksploitasi otoritas kepresidenannya. Inggris juga mendorong Ali Abdullah Saleh dan orang-orangnya untuk bergabung dengan Houthi, dengan maksud jika Hadi gagal dan posisi Houthi lebih unggul maka Inggris tetap mendapat bagian di pemerintahan melalui Ali Saleh dan orang-orangnya.
Tampak jelas bahwa pihak-pihak yang melakukan peran militer secara aktif adalah agen-agen Amerika, khususnya Salman, Raja Saudi dan Al-Sisi, presiden Mesir. Adapun Negara-negara teluk lainnya , Yordania dan Maroko lebih memainkan peran politis menurut kebiasaan Inggris dalam menghadapi amerika.
Mereka semua adalah para penguasa negeri-negeri kaum muslimin, yang tidak bergeming dan tidak melakukan apapun saat Palestina yang merupakan bumi Isra’ dan Mi’raj, kiblat pertama dari dua kiblat kaum muslimin, diluluhlantakkan dan mengharapkan bantuan, mereka tetap diam tanpa reaksi, menutup mata dan telinga menyaksikan saudara seiman mereka dibantai oleh kaum penjajah. Sebaliknya para penguasa itu begitu patuh untuk melaksanakan berbagai kepentingan kaum kafir penjajah. Dilaknati Allahlah mereka. Bagaimana mereka bisa berpaling?
Maka penyelamatan Yaman dari ujian saat ini tidaklah dengan cara mendukung para pengikut Inggris atau Amerika, juga tidak dengan berpura-pura mendukung yang ini atau yang itu. Akan tetapi, dengan cara memobilisasi warganya untuk berjuang secara ikhlas untuk Allah SWT dan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW menyelamatkan negeri dan penduduknya dari pengkhianatan para penguasa dan mengembalikan Yaman ke asalnya sebagai negeri keimanan dan hikmah yang menjunjung panji Rasulullah SAW, serta berhukum pada syariat Allah SWT di dalam Khilafah ar-Rasyidah yang mengikuti jalan kenabian. Allahu Akbar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H