Mohon tunggu...
Endang Pujiyati
Endang Pujiyati Mohon Tunggu... -

Ibu yang sedang belajar menjadi pendidik dan pengajar untuk putra-putrinya sendiri dan putra-putri dari rakyat Indonesia yang menitipkan pendidikan dan pengajarannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pulang? Tidak!!! Harus Pulang...!!!! Tidaaaaak...!!!!! Mengapa?

9 September 2011   06:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignnone" width="255" caption="Bus terliat tua..tapi jangan tanya..nyaman sekali..."][/caption]

Hampir 3,5 tahun sudah saya meninggalkan bumi tercinta Indonesia.  Dan saat ini tinggal di Jepang dalam rangka studi, ditemani keluarga dengan 3 anak.  Ketika anak-anak datang mereka masih balita dan pra SD sedangkan yang paling kecil lahir di kota tempat kami tingal saat ini.  Saai ini kami begitu menikmati tinggal di Jepang meski di kota kecil dan biaya hidup yang mahal menurut ukuran Jakarta.  Tetapi kami merasa nyaman karena merasa aman dan tentram.  Meskipun warga asing hak kami sama dengan penduduk Jepang.  Hak untuk memperoleh sewa rumah pemerintah yang murah, hak untuk mendapatkan tunjangan anak, hak memperoleh fasilitas kesehatan yang sama dengan harga asuransi kesehatan, anak-anak punya hak belajar seperti halnya anak-anak Jepang sendiri, dengan biaya sekolah yang gratis dan siatim pendaftaran sekolah yang teratur sehingga bila seoarng anak sudah masuk umur sekolah (6 tahun) pada bulan April maka pada bulan September sebelum masa sekolah di mulai, orang tua anak akan mendapatkan surat pemberitahuan dan meminta kami membawa anak ke sekolah untuk mendaftar dan memberikan saran sekolah-sekolah yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal kita.  Selain itu kami menikmati kenyaman berada di negeri ini.  Ketika kami ingin mengurus sesuatu baik itu dokumen, mendaftarkan anak sekolah, memperpanjang visa dan lain-lain, dengan mudahnya kami dilayani, cepat dan tanpa pungli.  Ketika kami ingin bepergian, kendaraan umum yang nyaman dan tepat waktu selalu menemani kami, bus yang terawat dengan AC yang disesuaikan dengan musim. Maksud saya kalau sedang musim dingin AC sebagai penghangat selalu berfungsi, demikian juga jika sedang musim panas, AC dingin selalu tersedia.  Meskipun bus nya berusia tua tetapi masih nyaman di naiki, tidak berisik ataupun mengepulkan asap yang bau.  Ketepatan waktu membuat kami mudah memprediksi kapan kita akan keluar rumah dan kapan kita akan sampai di tujuan.  Kalaupun kita ingin bepergian dengan sepeda, keberadaan trotoar yang lebar membuat kita merasa aman bersepeda di negeri ini, kalau kita bersepeda di jalan yang trotoarnya sempit sehingga kita harus berada di jalanan kita masih merasa aman karena pengendara sepeda adalah pemakai jalan kedua yang di utamakan setelah pejalan kaki, tidak akan pernah terdengar suara klakson mobil yang menyuruh kita minggir atau orang yang menyumpah serapahi kita karena mengganggu jalan mobilnya.

Tetapi setahun lagi kenyaman ini harus kami akhiri, kami harus kembali ke bumi pertiwi  karena tugas belajar harus berakhir.  Dan kekhawatiran mulai menyeruak di benak saya dan suami.  Bagaimana kelak ketika kami setelah kembali ke Indonesia.  Membaca berita Indonesia lewat media online membuat kami bingung dan khawatir dengan anak-anak.  Bagaimana nanti sekolah mereka, dimanakah sekolah yang bisa kami masuki untuk anak-anak kami, bagaimana harus menjaga anak-anak kami yang terbiasa merasa aman di negeri ini. karena sistem security bagi anak-anak yang sudah terintegrasi, sudah dididik kalau ada bahaya bunyikan peluit/alarm yang selalu mereka bawa maka orang akan menolong kamu, tetapi di Indonesia rasanya mustahil memberikan hal seperti itu, bagaimana kami akan membiasakan mereka pergi main di luar rumah jika jalan seperti saat ini yang kami dengar..motor makin merajalela naik trotoar, apalagi macet yang tak lagi terkendali.   Rasanya seperti enggan untuk meninggalkan kenyamanan ini..tetapi bumi pertiwi telah menanti kami untuk mengabdikan ilmu yang sudah diperoleh.  Semoga Indonesia kelak semakin maju bukan hanya teknologinya tetapi maju dalam pemikiran, budaya masyarakatnya dan penduduknya lebih santun.  Sehingga bisa teratur dan nyaman seperti Jepang..

[caption id="" align="alignnone" width="155" caption="Leganya..sehingga aku nyaman berjalan dan bersepeda...."]

Leganya..sehingga aku nyaman berjalan dan bersepeda....
Leganya..sehingga aku nyaman berjalan dan bersepeda....
[/caption]

[caption id="" align="alignright" width="170" caption="Meski tengah menyeberang zebra cross..tak takut bila di sambi menelepon atau SMS an..."]

Meski tengah menyeberang zebra cross..tak takut bila di sambi menelepon atau SMS an...
Meski tengah menyeberang zebra cross..tak takut bila di sambi menelepon atau SMS an...
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun