Manusia diciptakan di dunia untuk beribadah dan hanya menyembah Allah semata. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Karena sesungguhnya ketika kita berbuat baik kepada orang lain, manfaatnya akan kembali kepada kita.
Menjadi bijaksana itu selalu berucap dan menggunakan akal budinya, membuat perubahan dan perbaikan dengan berdasarkan pengalaman maupun ilmu pengetahuannya. Si bijak mengetahui hal mana dan apa saja yang boleh dilakukan dan mana yang tidak dapat diterapkan untuk meyakinkan bahwa perbaikan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan finansial.
Bertindak untuk kebaikan pada saat kita menyikapi ujian ketika dalam situasi wabah COVID-19, diantara kita bertindak dan terlihat menjadi orang super baik, tidak saling tuding, saling menyalahkan, saling menggugat, saling serang bahkan tidak sedikit apalagi saling hina dan ejek, bahkan terkesan merendahkan orang lain.
Dengan bertindak bijaksana seperti aturan protokol kesehatan atau seperti harapan dalam pikiran mereka dengan cara berpikir dan cara bertindak positif, maka kita mendapatkan kebaikan, kebenaran sempurna yang tidak mengenal ”tidak baik” katanya, ia hanyalah mengenal kebaikannya saja dan selalu menghindari sikap suka mendendam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H