Mohon tunggu...
Indah Permatasari
Indah Permatasari Mohon Tunggu... lainnya -

business woman smart n creative

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inikah Penyebab Tawuran?

28 September 2012   18:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:31 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abege adalah masa pencarian jati diri. Remaja menjadi kurun paling menantang sekaligus menentukan. Secara biologis, hampir semua hormon menunjukkan performa tertingginya. Ingin diakui, ingin eksis, ingin dianggap dan bebas lepas laksana merpati.

Banyak pihak yang menyalahkan institusi pendidikan dalam hal ini sekolah.Komentar miringbertebaran,

‘Sekolah tuh bukan sekedar mencetak siswa-siswi dengan nilai akademik bagus. ‘

‘Sayang sekali kalau sekolah hanya menjadi tempat menjemukan dengan segudang tugas menumpuk tanpa ampun’

‘Yang menjadi parameter adalah kecerdasan akademis-analisis, padahal banyak aspek seorang murid dikatakan cerdas.”

Namun, sekolah juga siap meng-counter komentar-komentar tesebut.

‘Sekolah sudah mengatur kurikulum agar siswa menjadi cerdas dan membanggakan.’

‘Pihak sekolah juga memfasilitasi Guru BK (Bimbingan Konseling) yang menjadi tools tambahan untuk mengontrol perilaku siswa-siswi.’

‘Bahkan mata pelajaran agama pun teatap kami masukkan ke dalam kurikulum.’

Lalu, siapa yang perlu disalahkan?

Sekolah? Wali Murid? Atau murni kesalahan siswa?

Semua pihak berkontribusi atas tragedi bernama tawuran itu.

Dimulai dari kehangatan keluarga. Seorang siswa secara intens mendapat cinta kasih dari kedua orang tua. Alangkah indah saat anak berangkat sungkem dengan nyokap bokap berucap salam bersapa hangat dan mengingatkan. Minimal berkata, “Hati-hati di Jalan.”

Sampai di sekolah bertemu dengan teman-teman yang semangat membahas pelajaran atau isu terkini. Ditambah guru-guru yang bersahabat, jauh dari jiwa memvonis. Metode belajar pun dibuat variatif sehingga siswa betah di sekolah.

Tapi coba bayangkan ketika siswa sudah mulai merasakan kehampaan saat berangkat sekolah. Boro-boro senyuman yang ada biasanya teriak-teriak orangtua yang sibuk mempersiapkan diri beraktivitas masing-masing. Komunikasi nihil, bahkan untuk sekedar menanyakan kondisi hati sang buah hati.

Sampai di sekolah berkumpullah mereka dengan barisan siswa yang jauh dari kasih sayang ortu. Ngobrol ngalor ngidul ga jelas hingga punya hobi nongkrong di sekitar sekolah. Belum lagi banyak guru yang mencap mereka,’perusuh, kurang berharga dan stempel aneh lainnya.’ Walhasil emosi jiwa semakin tidak stabil.

Komunitas kebaikan menjadi solusi terbaik bagi permasalahan remaja saat ini. Sebut saja ekstra kurikuler yang mengarahkan passion mereka untuk berbuat lebih seperti OSIS, PMR, Pramuka, Pecinta Alam, Fotografi, Teater apalagi Kerohanian Islam (ROHIS).

Terbukti hanya siswa siswi yang iseng biasanya yang tertangkap tawuran. Mereka jarang ikut aktivitas ekskul sekolah. Faktanya merekabutuh pelampiasan energi muda yang super duper melimpah. Kebalikannya, saat mereka memiliki kegiatan positif otomatis energi berlebih akan tersalurkan di jalan yang benar.

Apalagi ROHIS, selain berorganisasi siswa siswi mendapatkan kemampuan lebih untuk menjadi pelajar yang bangga akan keislamannya, bukan follower (alias ikut-ikutan) dalam bermaksiat, dan termotivasi mejadi lebih baik dan berprestasi. Coba deh!

Butuh peran ekstra dari semua pihak, arahkan energi kaum muda yang ebrlebih ke dalam kanal yang tepat. Jika salah penyaluran, yang ada mereka terjebak dalam gaya hidup narkoba, tawuran, apalagi free-sex. Nau’dzubillah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun