[caption id="attachment_142910" align="aligncenter" width="300" caption="Gerbang Ecopark"][/caption] Siapa bilang Kota Jakarta tidak memiliki taman yang ramah lingkungan?
Siapa bilang Kota Jakarta tidak memiliki area taman yang menjaga kelestarian kekayaan hayati?
Jawabannya ada di Ocean Ecopark Ancol.
Masih bingung ‘kan? Ancol bukannya dikenal dengan wahana Dunia Fantasi (Dufan), atau Atlantis atau Seaworld? Mana mungkin ada taman di Ancol?
Salah besar kalau Anda berpikiran seperti itu, karena sejak Juni tahun ini Ancol telah resmi me-lauching OCEAN ECOPARK sebagai area taman di utara Jakarta yang mengangkat konsep taman yang menjaga kelestarian ekosistem.
Saya membuktikannya di awal pekan kemarin berkunjung ke Areal Taman Ecopark Ancol. Secara konsep, Ecopark terlihat menarik karena merupakan kombinasi pelestarian kekayaan hayati, berupa nabati dan hewani.
[caption id="attachment_142911" align="aligncenter" width="300" caption="Eco Nature"][/caption]
Satu area bernama Eco Nature dapat kita jumpai dengan berbagai pohon yang ditanam untuk menjaga kelestarian ekosistem pepohonan. Wajar kalau pohon-pohon masih terlihat belum rindang karena baru ditanam lima bulan lalu. Tapi, minimal ini menjadi awal dari pelestarian pohon.
Area berikutnya Eco Island cukup menarik karena beberapa hewan yang ditangkar di kumpulkan dalam satu pulau. Anda dapat menjumpai Burung Kasuari, Rusa, juga Burung pelikan. Binatang-binatang yang dilestarikan ini menjadi bukti Ecopark dalam melestarikan kekayaan hewani agar tidak punah. Ini sejalan dengan konsep Eco Care yang digaungkan oleh Ocean Ecopark.
Eco Energy juga menjadi bagian konsep Ecopark, namun sayangnya pengunjung tidak diberikan informasi yang mendetail terkait Eco Energy yang coba ditawarkan. Menurut informasi, fasilitas yang ada di Areal Ecopark ini menganut sistem Hemat Energi.
Inilah hebatnya Ocepark, areal lahan yang sebelumnya berfungsi sebagai lapangan Golf ini, tidak sekedar menjadi tempat berkumpul keluarga. Tetapi, Ecopark nampaknya ingin menjadi icon sebagai taman yang terdepan mendukung konsep ramah lingkungan dengan adanya Eco Nature, Eco Care dan Eco energy.
Pertanyaan selanjutnya adalah? Bisakah kita bersenang-senang di Ocean Ecopark?
Jawabannya cukup jelas, bisa! Karena selain konsep edukasi yang telah dijelaskan, Anda bisa mencoba Fun Boat Cruiser, kapal pesiar mini yang bisa menjelajah di sepanjang sungai buatan. Anda tinggal menyiapkan kocek Rp 25.000 hingga Rp 30.000. Sungguh menyenangkan naik perahu bersama keluarga menyisiri sungai sambil melihat sekeliling areal Ocean Ecopark.
Bagi Anda yang ingin mencari keringat, langsung saja menuju Dernaga untuk menyewa sepeda. Tarifnya pun terjangkau. Melihat luasnya area taman Ecopark, sepertinya mengendarai sepeda menjadi pilihan yang cerdas dan menyehatkan.
Masih kurang puas bersenang-senang? Anda bisa mencoba Eco Ride, yaitu berpetualang mengendarai segway. Segway sendiri sekilas mirip kombinasi antara alat bajak dan scooter. Anda patut mencoba kendaraan yang memiliki dua rodadi sisi kanan kiri ini! Cukup menggoyang-goyangkan tubuh, segway bisa berjalan layaknya scooter.
Semoga manajemen Ocean Ecopark terus berinovasi sehingga tetap terdepan menampilkan taman kelurga yang berpijak pada konsep pelestarian lingkungan namun tidak melupakan sisi hiburan (entertainment).
------
[caption id="attachment_142912" align="aligncenter" width="300" caption="Fantastique"][/caption]
Puas menjelajahi area Ocean Ecopark, petualangan berlanjut dengan Fantastique, yaitu -pertunjukan Multimedia terbaru yang merupakan terobosan dari Ancol Saya sempat penasaran apakah pertunjukan nanti seheboh yang terpampang di baliho depan Ocean Ecopark. Dari Baliho tersebut terlihat begitu bombastis Ancol memperkenalkan wahana Fantastique dengan sebutan Pertunjukan Paduan Air Mancur, Laser, Animasi, Kembang Api dan Gerak Tari. Wow, terdengar fantastis seperti namanya Fantastique.
[caption id="attachment_142915" align="aligncenter" width="300" caption="Panggung Fantastique"][/caption]
Pertunjukan dimulai pukul 19.00 WIB, ternyata Fantastique kali ini mengangkat cerita rakyat Timun Emas dan Buto Ijo. Apa jadinya cerita tradisional dikemas dengan teknologi modern?
Pertama, saya amat kagum dengan setting wahana ini. Fantastique beratapkan langit, alias outdoor. Bersyukurlah kalau langit malam itu cerah tanpa hujan setitik pun. Penonton duduk di kursi-kursi panjang berundak-undak yang terbagi menjadi empat sektor. Sedangkan panggung utama tepat di hadapan penonton dengan hiasan warna-warni yang begitu menggoda. Tidak lupa latar sungai buatan yang mengelilingi panggung utama di sisi kanan, belakang dan kiri panggung. Bagi saya itu begitu mempesona. Belum lagi hiasan kastil/istana di seberang sungai menambah manis pandangan.
Selanjutnya suara narator menggema tanda Pertunjukan akan segera dimulai. Rasa-rasanya suara narrator mirip suara penyiar radio terkenal. Nge-bass abis. ‘Good Evening Ancol. Good Evening Jakarta. Good Evening Ancol.”. Begitulah sang narator membuka acara.
Tak lama kemudian, muncul seorang gadis cantik bernama Timun Emas dan teman-temannya ke atas panggung. Teman-temannya bernama Limbi dan Cepi, featuring teman-teman dari bangsa hewan Dolfin si Lumba-lumba, Doki si kodok dan Kombi si Komodo.
Mereka bernyanyi [tentunya lipsinc] dan menari penuh keceriaan membuka acara diiringi musik yang riang gembira. Saya terkesima dengan atraksi ini, antara gerak tari, lagu dan iringan musik terasa pas sehingga membuat penonton untuk bergoyang, minimal manggut-manggut kepala. Kemudian, bermunculan para penari mewakili beberapa propinsi di Indonesia. Kostum yang dikenakan begitu mewah namun tidak mengurangi unsur budaya Indonesia yang ingin diperkenalkan. Lagu pengiring pun menyesuaikan setiap atraksi para penari adat tersebut. Tarian dan lagu dari sumatera, betawi, Kalimantan, sulawesi hingga papua. Atraksi ini cukup memberikan edukasi bagi penonton usia sekolah yang kebanyakan belum mengenal dekat kebudayaan Indonesia. Good Job!
[caption id="attachment_142913" align="aligncenter" width="300" caption="Penari Tradisional"][/caption]
Atraksi kebudayaan nasional selesai, selanjutnya penonton dikejutkan dengan kehadiran Animasi 3 Dimensi Buto Ijo. Dengan bantuan air mancur dan multimedia laser, penonton dapat menyaksikan langsung sang Buto Ijo seolah tampak nyata. Luar biasa, ini merupakan terobosan yang fenomenal.
Dalam pertunjukan Anda bisa menyaksikan perburuan Sang Buto Ijo mengejar Timi Emi yang hendak menyuntingnya menjadi istri. Perlawanan pun dilakukan oleh Timi Emi dengan bekal garam, biji cabai hingga biji timun suri. Semua berhasil menahan sang Buto Ijo namun sayangnya hanya sesaat. Hingga yang tersisa hanyalah terasi ajaib untuk mengalahkan sang buto ijo. And Then it works, akhirnya sang buto ijo tenggelam ke dalam Lumpur hasil olahan terasi tersebut.
Cerita rakyat ini memang sederhana. Namun teknologi laser, air mancur, kembang api, lighting yang canggih membuat pertunjukkan ini terlihat begitu mengesankan.Saya menilai pertunjukan ini layak ditampilkan ke level internasional.
Harapan besar bagi manajemen Fantastique, semoga makin banyak cerita rakyat asli Indonesia yang akan ditampilkan dalam balutan multimedia laser dan air mancur, seperti kisah Timun Emas ini. Mudah-mudahan Fantastique semakin eksis dan banyak diminati dari kalangan anak-anak, remaja hingga orang tua. Good Luck!
share di twitter http://twitter.com/#!/bundakafi/status/134634986216235008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H