Mohon tunggu...
Bunda Azza
Bunda Azza Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya adalah seorang Ibu RT yg "nyambi" jd abdi negara & pelayan masyarakat di sebuah Kota Kecil yang Indah di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mencoba belajar menjadi manusia seutuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jangan – jangan Kita adalah Binatang

2 April 2013   14:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:51 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka bilang ada kupu-kupu ada tamu

Aku baru tahu itu karena satu hal

Yaitu kupu-kupu hadir seperti tak terduga

Membawa lukisan keindahan secara tiba-tiba

Melalui kepak sayap yang kerlip

Kupu-kupu hadir merobek senyap

Mengguncang rasa sepi yang amat

Rasa geram yang memuncak

Ia hadir bagaikan tamu itu sendiri

------

Lalu menjelmalah para koruptor itu

Menjadi anjing-anjing penjaga rumah

Nan mewah dan megah bak istana

Menyalak-nyalak keras menakutkan

Entah karena laparatau takut

Atau campuran keduanya

Yang jelas anjing itu gelisah

Oleh kedatangan setiap tamu

-----

Wanita cantik itu menamainya sendiri rembulan

Dan lelakinya sebagai matahari

Setiap perselingkuhan semacam gerhana

Mempertemukan dua hal yang seharusnya tak boleh terjadi

Namun tak lama setelah gerhana

Bulan perayu itu menjelma kalajengking

Senyumnya tak lagi indah

Yang ada hanyalah racun berbisa

-----

Zaman telah berputar mengiringi roda nasib

Algojo pun bisa masuk menjadi pesakitan

Fir’aun bisa terketuk hatinya

Menjelma Musa terdesak di pinggir lautan

Serigala pemangsa darah bisa tak berdaya

Seperti ikan di lapak pedagang di pasar

Siap dipepes atau dibakar

Tetapi ia mulia karena keberaniannya berlaku jujur

----

April 2013, 02

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun