Mohon tunggu...
Bunda Azza
Bunda Azza Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya adalah seorang Ibu RT yg "nyambi" jd abdi negara & pelayan masyarakat di sebuah Kota Kecil yang Indah di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mencoba belajar menjadi manusia seutuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persamaan Dunia Maya dengan Dunia Nyata

31 Januari 2012   06:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:15 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ngomong-ngomong, dunia nyata mirip dunia maya lho. Gak percaya? Kamu pasti tahu game kan? Di tiap levelnya selalu ada bonus nyawa. Syaratnya tantangan di level tersebut harus diselesaikan. Memang susah dan perlu usaha ekstra. Tapi, saat kita menang di level satu,misalnya. Kita bisa mendapatkan tambahan nyawa untuk cadangan hidup di level dua. Itulah kehidupan di dunia maya. Sama dengan hidup di dunia nyata. Selalu ada bonus bagi yang berhasil. Sebagai hadiah atas jerih payah yang tercurah. Seperti kata pepatah “Berakit-rakit ke hulu, Berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, Bersenang-senang kemudian”.
Nah, buat kamu yang saat ini sedang resah dan sedih dilanda masalah. Sebenarnya kamu sedang menyelesaikan “tantangan di satu level” kehidupan. Apabila kamu berhasil melewatinya, kamu akan semakin “bernyawa” menjalani satu level di atas kehidupan masa kini. Lalu rasakan kamu menjadi semakin hidup. Semakin bijaksana. Semakin dewasa. Tambah Bertenaga. Tambah Bergairah.
Memang harus susah payah menghadapi masalah. Apalagi menyelesaikannya. Tapi percayalah kawan, kamu pasti bisa. Banyak jalan menuju roma, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Selamat berjuang, kawan. Jika kutanya siapa pemenangnya, jangan ragu-ragu jawablah : itu aku!

Ditulis di pojok sepi pada Penghujung Januari 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun