Hai teman-teman dan sahabat Kompasiana yang budiman.
Jika kalian adalah generasi yang lahir tahun 80an, berbahagialah. Karena kita hidup dengan ditempa berbagai tantangan dan ujian yang menajadikan kita saat ini dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Generasi tahun 80an saat ini berusia diantara 35-40 tahun. Di mana usia ini adalah usia produktif yang dapat menghasilkan berbagai karya, berprestasi dan menjadi manfaat bagi lingkungan. Bersyukurlah, karena Tuhan masih memberikan kita kesehatan sampai hari ini dan menikmati pertambahan usia dengan orang-orang yang kita cintai.
Mungkin dari kita masih ada yang mengingat saat kita sekolah dulu dikenalkan dengan tehnologi sederhana sampai modern. Bagaimana saat dulu sekolah, kita belajar mengetik melalui mesin ketik manual, kemudian mesin ketik elektrik dan beralih menggunakan komputer.Â
Saya mengingat saat tempo dulu belajar mengetik harus ditutup mata agar kita hafal posisi huruf pada tuts dan begitu menyenangkan. Meski kadang salah, tapi guru-guru kita selalu membimbing dengan sabar.
Saya mencoba mengingat kembali ketika duduk di bangku SD, kami juga mendapatkan pendidikan ketrampilan keluarga atau PKK.Â
Dimana kami diajarkan cara menyetrika baju, cara melipat baju yang benar, belajar memasak, belajar membuat ketupat, belajar membuat taplak meja dengan menyulam dan juga sapu tangan.Â
Tentu saja mungkin itu terlihat sederhana dan sepele, tapi apa yang diajarkan oleh guru kami adalah ketrampilan kecakapan hidup, yang tentu saja sampai hari ini itu juga kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Generasi 80an juga generasi yang bahagia di masa kecilnya. Meski saat itu tidak mengenal handphone, tetapi kreativitas kami tumbuh saat bermain dengan teman-teman sebaya.Â
Saat libur sekolah, generasi 80an bermain pasar-pasaran melakukan jual beli dengan menggunakan uang dari daun-daunan, membuat dompet dari daun pisang, bermain pedang-pedangan menggunakan pelepah pisang, bermain lompat tali di lapangan, bermain bola, bermain layang-layang dan lain-lain.Â
Mungkin diantara kita, teman-teman kita dari generasi 80an ada juga yang telah tiada kembali ke Rahmatullah. Untuk itu, di usia kita saat ini patut bersyukur karena Tuhan masih memberikan kita kesempatan berbuat lebih banyak kebaikan, untuk keluarga, untuk lingkungan, untuk agamadan juga untuk banga dan negara.