Mohon tunggu...
Bunda Hamil
Bunda Hamil Mohon Tunggu... -

Kami adalah sahabat setia bunda saat merencanakan kehamilan, dalam masa kehamilan, menunggu kelahiran hingga mendampingi si buah hati tumbuh dewasa.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Memilih Obat Penurun Demam Anak

7 Agustus 2013   10:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:32 5570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada banyak pilihan obat untuk menurunkan panas atau demam baik untuk anak-anak maupun untuk dewasa. Namun pada dasarnya hanya ada tiga pilihan kandungan obat dari berbagai macam obat penurun panas yang beredar. Biasanya kandungan obat penurun panas atau demam tersebut dipakai sesuai dengan kelompok usianya. Misal anak-anak usia dibawah satu tahun, tiga tahun atau balita. Keampuhan obat penurun panas sangat bergantung dari dosis yang diberikan dan berkorelasi terhadap berat badan tubuh. Dengan berat badan yang lebih besar tentu memerlukan dosis obat penurun panas yang lebih banyak.

Yang pertama atau yang biasa dipakai oleh masyarakat umum adalah PARASETAMOL/ASETAMINOFEN. Obat penurun panas yang satu ini sangat disarankan oleh WHO untuk menangani demam. Memiliki reaksi yang paling lambat dibandingkan dengan obat penurun panas lainnya tapi terbukti paling aman bagi anak-anak. Biasanya untuk anak-anak dibawah tiga tahun diberikan parasetamol berbentuk cairan. Penggunaan parasetamol bisa diberikan dalam rentan waktu 4-6 jam dalam tempo 24 jam atau sehari.

Kedua adalah IBUPROFEN yang memiliki kemampuan lebih dari parasetamol. Biasanya diberikan kepada bayi yang sudah berusia diatas 6 tahun. Karena IBUPROFEN bersifat asam dan mudah mengiritasi lambung, jadi kandungan obat ini tidak dianjurkan untuk penderita DBD karena bisa menurunkan jumlah trombosit dalam tubuh.

Yang paling kuat khasiatnya adalah ASAM ASETIL SALISILAT(AAS) atau biasa dipanggil Aspirin. AAS sangat tidak dianjurkan oleh anak-anak karena sifat asamnya yang sangat tinggi. Beberapa penyakit juga tidak boleh diberikan AAS, seperti DBD yang bisa menimbulkan pendarahan lebih parah. Banyak juga penderita yang mengalami luka pada lambung akibat zat asam pada AAS. AAS sudah lama ditinggalkan karena dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa AAS mempunyai efek samping seperti sindroma Reye, penyakit yang mengganggu hati, darah dan otak anak.
Jadi untuk anak-anak sebaiknya menggunakan obat penurun panas yang mengandung parasetamol atau ibuprofen. Gunakan secara selang seling setiap 4 jam sekali agar terhindar dari efek samping dari masing-masing obat yang berbeda.

Demam bukan merupakan penyakit, karena demam hanya sebagai indikator atau tanda bahwa tubuh sedang melawan penyakit yang menyerangnya. Jadi obat penurun demam atau panas bukan berarti mengobati penyakit yang sedang di derita. Patut diingatkan kembali bahwa penggunaan obat penurun panas takarannya harus sesuai dengan instruksi yang berada di dalam kemasan obat agar tidak melebihi dosis dan bermanfaat untuk menurunkan demam. Penggunaan obat penurun panas juga tidak untuk menyembuhkan penyakit, tapi hanya sebagai penurun demam, karena pada dasarnya penyakit bisa dilawan dengan demam tubuh.

http://bundahamil.com/memilih-obat-penurun-demam/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun