Getaran hati mengiringi langkah kaki onta
Yang membawa belahan jiwa beserta Ibunda
Merindu jasad yang terkubur di Madinah
Jasad yang pernah dititipkan Nur nubuwwah
Wahai...
Hati ini berdarah menahan kerinduan
Badan ini lemah disebabkan sakitnya merindu
Tangan ini gemetar membawa titipan yang dirindu
Pusara menjadi bukti yang dirindu
Meleburkan rindu untuk kekasih
Alam dan ruang menjadi saksi
Perjumpaan titipan dengan penitip rindu ..
Yaa Robb ...
Akan kah tuntas perjumpaan ini
Akankah selesai balutan rindu ini
Jumpakan perindu dengan yang dirindu
Biar tak terpisah oleh ruang dan waktu
Jasad ini makin lemah
Amanah sudah tunai diserahkan
Biarlah jiwa ini menghadap
Robbul Izzah Sang Maha Rohmah
Bumi Abwa menjadi saksi
Kemuliaan hati seorang ummi...
Melepas jiwa menghadap Illahi
Berpisah raga dari Ahmad terkasih
Linangan airmata mahluk terkasih..
Menggetarkan bumi dan langit dengan merintih
Dibalut Ummu Aiman dengan kasih
Membawa  Ahmad kembali
Ke asal negeri
Robbi mengajarkan kekasih
Kuat dalam terjangan badai
Buat menghadapi gejolak yang akan menghadang
Dijadikan beliau pribadi mandiri
Dan Robb langsung mentarbuahi Sang Kekasih..
Palembang, 12 Rabiul Awal 1446 H
(Perjalanan rindu Sang Nabi bersama Bunda Aminah)
Ummu Hanim