Menatap dalam kesetiaanku, tergoyah karena keacuhan yang membuat hawa bahang menyiksa jiwa.
Kehausan itu datang, sampai pada titik sekaratnya hati.
Mencoba untuk tetap berdiri namun pikir tlah pahami bahwa Aku smkn Lemah.
Berjalan dalam padang yang luas tanpa hijau, membuat Aku semakin menggila.
Tak tahu lagi yang mana akal dan imaji.
Tak terperi berhambur menubruk telaga nan jernih terbentang di ujung Langkah.
Ingin pergi temui keinginan, Aku berlari namun akar usaha tak beranjak.
Aku berteriak tapi tak beriak.
Mencintai saja tidak cukup. Aku Butuh itu. ITU.. Onggokan-onggokan kecil yang menyokong cinta sampai sebegitu Besarnya...
Aku Rindu kamu yang memberikan ITU untukku.. Aku yang seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H