Mohon tunggu...
Aan Ratnasari
Aan Ratnasari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mendayu semilir lautan, menyongsong perahu kertas yang mulai berlayar. Nahkoda dan awak yang bimbang, memastikan mereka tak karam... Semoga sampai tujuan dengan hasil laut yang berkah...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Ini

28 September 2012   02:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:34 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menatap dalam kesetiaanku, tergoyah karena keacuhan yang membuat hawa bahang menyiksa jiwa.
Kehausan itu datang, sampai pada titik sekaratnya hati.
Mencoba untuk tetap berdiri namun pikir tlah pahami bahwa Aku smkn Lemah.
Berjalan dalam padang yang luas tanpa hijau, membuat Aku semakin menggila.
Tak tahu lagi yang mana akal dan imaji.
Tak terperi berhambur menubruk telaga nan jernih terbentang di ujung Langkah.
Ingin pergi temui keinginan, Aku berlari namun akar usaha tak beranjak.
Aku berteriak tapi tak beriak.
Mencintai saja tidak cukup. Aku Butuh itu. ITU.. Onggokan-onggokan kecil yang menyokong cinta sampai sebegitu Besarnya...

Aku Rindu kamu yang memberikan ITU untukku.. Aku yang seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun