Mohon tunggu...
Aan Ratnasari
Aan Ratnasari Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mendayu semilir lautan, menyongsong perahu kertas yang mulai berlayar. Nahkoda dan awak yang bimbang, memastikan mereka tak karam... Semoga sampai tujuan dengan hasil laut yang berkah...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Seksologi

28 September 2012   02:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:34 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

>> Sex? Ekhem..
Sore itu, tepatnya jam 3 ada 2 ponakan aku nemuin aku, mereka masing-masing Erni kelas 3 SMP dan Lia kelas 1 SMA. Tadinya mereka cuma pengen bluetooth’in Mp3 dari Hp aku. Biasalah kita akhirnya saling tanya dan cerita-cerita soal sekolah dll. Aku awalnya bisa menyeimbangkan pembicaraan dengan ABG-ABG ribet itu. Tappiii _Buugh_ aku merasa dapat bogem mentah saat Erni tiba-tiba menanyakan arti dari salah 1 istilah sex. Hemmm.. Kikuk aku. Aku bingung mesti jawab apa.
Aku tahu artinya, tapi cara menjelaskannya itu yang buat aku pusing. Kalau aku kasih tahu pasti obrolan ini akan panjang, tapi kalau gak dikasih thau, aku takut mereka nanyake orang lain tapi orang lain itu justru memberikan info yang enggak-enggak. Uuwh dilema aku...


>> Dari masa ke masa para Remaja tidak bisa dipisahkan dari dunia sex..
Dalam hal ini mungkin ada dua golongan
1. Remaja yang awam soal sex.
2. Remaja yang mengenal ilmu sex.


Dua-duanya rentan kepada freesex. Remaja golongan 1, bisa masuk dunia freesex karena rasa penasarannya. Yang golongan ke 2 bisa masuk dunia freesex karena sudah tahu teori dan mungkin merasa ingin mempraktekannya. Ini memang polemik ya menurut aku. Perlindungannya hanya ada pada dari individu tiap remaja yang brsangkutan (kesadaran diri dan pengetahuan ilmu agama). Lebih penting lagi protection dari orang-orang terdekat tentunya (orang tua,sahabat dan lingkungan pergaulan).


>> Ehmmm.. Sepertinya itu pertimbangan yang cukup untuk mendorongku menjelaskan pada keduanya. Yupe,,, akhirnya aku kasih tahu arti dari istilah yang mereka tanya. Hemm,,, ternyata benar saja obrolannya jadi panjaaangg.. Huaaa..

Aku jelaskan semampu aku tentang sexsologi dan aku juga memberitahu manfaatnya, digunakannya seperti apa, batasan-batasan dan menegaskan bahwa itu bukan untuk seumuran mereka.. Untuungnya mereka bisa paham.. Aku katakan juga bahwa mereka enggak boleh memandang sebelah mata soal sex. Semua harus diseimbangkan. Pengetahuan tentang sexsologi memang penting, setelah itu tergantung bagaimana kita memahaminya dengan bijak. Pelajaran-pelajaran yang pernah aku baca dan aku dengar akhirnya aku bagi pada mereka. Ternyata cukup njelimet heheee...


>> Disini cukup jelas bahwa usia-usia sepadan mereka itu memang membutuhkan “media” untuk menampung keingintahuan mereka.. Butuh share, dan butuh penopang. Yes, siapa lagi kalau bukan Orang tua dan orang-orang terdekat yang bisa kendalikan mereka? Peran orang tua mungkin sangat penting.. Ini cukup berat, karena aku pribadi belajar dari bacaan-bacaan sexsologi yang aku dapat dari Majalah, buku-buku, novel dewasa, Oom google tercinta dan beberapa pengarahan guru atau narasumber dalam seminar. Selebihnya aku share dengan teman-teman, tapi frekuensinya sangat minim. Tapi sangat membantu koq.. Mungkin ada beberapa yang berpikir berbeda denganku.

Tapi menurut aku itu cukup menarik buat orang yang malu untuk bertanya langsung pada kakakk atau orang tua. Yang penting tidak lebih dari sekedar memuaskan keingintahuan dan untuk menambah wawasan.. Itu kan ilmu yang sama penting dengan yang lain juga..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun