Mohon tunggu...
Arifah Handayani
Arifah Handayani Mohon Tunggu... Guru -

Founder Smart Parenting with Love Community, as a place to share Idea and Giving Information on Parenting. Generate The Power of Happy Mom for building a solid foundation to create a healthy Family base learning... Smart Family, Better Generation, Bright Future of The World...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tentang Profesi Ibu Rumah Tangga dan Surga di Telapak Kakinya...

22 Maret 2013   02:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:25 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya masih sering menemukan kegalauan saat membaca bahkan mendengar jawaban para emak, ketika ada yang Tanya : "Aktivitasnya apa sekarang...???" Atau : "Kerja di mana...???" Atau : "Sekarang sibuk apa...???"

Teman-teman para emak pun menjawab dengan suara bergetar dan pandangan sedikit tunduk atau, menulis dengan nada inferior yang tak bisa disembunyikan : "Kalau saya mah cuma 'Ibu Rumah Tangga', sehari-hari yaa di rumah..."

Miris hati merasakan vibrasi kegalauan ini, tetapi sesungguhnya sampai tahun 2012 saya masih kental merasakan beban emosi semacam ini membebani pikiran dan hati saya sendiri. Sangat manusiawi sekali. Apalagi jika dulunya kita termasuk perempuan muda yang punya sederet prestasi dan sekian kontainer penuh mimpi. Kini semua itu bertumpuk tak terurus di gudang memori dan terpinggirkan di sudut tergelap hati, tak terjamah, nyaris hilang, namun tak kan pernah terlupakan. Karena semua itu bagian dari perjalanan kita, tak bisa dan semestinya tak dapat dipisahkan dari kesejatian diri. *Deepsigh..

Hiyyaaaa... Koq jadi mellow genee...

Anyway... Kalau teman-teman emak rumahan mulai merasakan perasaan itu, hayyoo gulung lengan baju..!!! Waktunya membongkar semua tumpukan itu dan menginventarisir harta karun yang mungkin masih bisa langsung digunakan atau perlu di re-make menjadi sesuatu yang menerbitkan selera dan gairah hidup kita kembali.

Buatlah secangkir kopi atau teh hangat, ambil alat tulis, kertas dan pasang musik yang pernah menjadi favorit teman-teman saat kita tengah asyik mengolah potensi dan merajut mimpi. Katakan pada seisi rumah, untuk satu atau dua jam ke depan emak tidak ingin di ganggu gugat. Kemudian mulailah 'journey to the past'. Pelan-pelan tuliskan kembali potensi apa saja yang saat itu teman-teman pernah olah, dan mimpi apa saja yang pernah teman-teman gantungkan pada potensi itu. Contoh : dulu saya amat sangat yakin dengan keterampilan saya berbicara, berdiplomasi dan melobi, dengan skill itu saya sempat bermimpi ingin menjadi duta besar. Tulis saja, tak perlu dipikirkan apa itu mungkin atau tidak. Just remember it was part of you. Pensortirannya nanti belakangan.

Sudah selesai bongkar-bongkar dan corat-coret..??? Selanjutnya adalah menginventarisir relasi dengan diri teman-teman di masa lalu. Bongkar koneksi di Facebook, email, twitter, bbm, wa and soon you name it... Cek di antara semua nama itu mana yang memberikan vibrasi positif pada kedirian teman-teman, kemudian cobalah untuk re-connect. (catatan : abaikan vibrasi yang ditimbulkan mantan kekasih, there's a reason they didn't make it to our future, bukan itu yang tengah kita cari).

Coba untuk kembali terkoneksi dengan teman-teman yang pernah sama-sama di organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler macam basket, taekwondo, tim debat atau apapun. Boleh juga kontak lagi dengan teman-teman mantan demonstran (buat yang jadi mahasiswa jaman 1998, pasti paham yang saya maksud). Manfaatkan social media untuk menghidupkan kembali energy di dalam diri. Bicaralah dengan mereka tentang masa lalu, tentang kehidupan, tentang rencana masa depan, tentang mimpi-mimpi yang tertinggal di jalanan. Setelah belasan tahun diskusi dengan mereka pasti memberi nafas baru dalam keseharian kita.

Saya melakukan semua itu baru-baru ini. You know what, ternyata saya tidak tertinggal,meski beberapa teman sudah menyelesaikan S2 bahkan S3nya. Pilihan jadi Ibu Rumah Tangga tidak membuat saya jadi 'terbelakang'. Bahkan untuk beberapa hal saya bisa lebih 'advance' di sekolah kehidupan. Karena kebebasan waktu saya sebagai Ibu Rumah Tangga, memungkinkan saya untuk melakukan banyak perenungan dan membangun lebih banyak awareness. Tentang siapa saya dan  mau apa saya hidup di dunia. Sehingga saya bisa mengatakan 'Kutahu yang kumau dan ku kan mencari cara yang paling mungkin mewujudkan keinginan dan mimpi yang terdekat dan termudah..!'. Dalam rangka menjadi manusia seutuhnya yang bermanfaat bagi semesta.

Ketika semua itu sudah terungkap, coba buka catatan potensi dan mimpi. Ceklis mana keinginan dan mimpi yang terdekat dan termudah untuk dilakukan dari posisi kita. Kalau semua masih jauh, buat batu loncatan atau sasaran antara yang paling memungkinkan untuk dilakukan saat ini. Atau bisa juga kita mulai melakukan refresh, reload dan recharge energi dan amunisi yang kita miliki, dengan cara yang paling memungkinkan.

Gimana caranya....???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun