Mohon tunggu...
bunda alif
bunda alif Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya seorang bunda..yang sedang belajar menulis... belum menemukan konsep yang pas apakah akan menulis dijalur..rock..pop ataukah dangdut atau mungkin keroncong....upss.... @#@!!#!!%$

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biru

30 April 2010   01:41 Diperbarui: 13 Juli 2015   11:32 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Assalammualaikum.. selamat pagi bunda, jadi dipake gamisnya hari ini, kan? hmm..aku mencintai kalian" sepotong sms hadir dalam inbox handphoneku... tersenyum aku, tak lama ibu jariku bermain diatas tuts.. "waalaikumsalam wr.. jadi, makasih yach...indah" jawabku singkat..

kerudung biru, gamis (baju panjang muslimah) biru, kaos kaki dan sandal jepit biru..kepunyaan sekretaris kantor yang kupinjam kemarin sore, melaju aku didalam taxi yang juga berwarna biru.. kebetulan yang indah women in blue.. dan aku merasa biru.. begitu ringan, terlalu tenang.. dan terasa lambat mengalir.. efek biru.. terlalu menenangkan.. dan "kamu sangat wanita" begitu kata seorang teman ketika berpapasan di koridor kantor.. aku merasa sekarang menjadi sangat biru...

instrumental lagu kebangsaan indonesia raya, mengalun lembut dari handphoneku.. segera kuangkat.. "assalammualaikum...bunda" suara disebrang sana.. terdengar mendesah.. desahan menahan sakit.. "waalaikumsalam warahmatullah... kamu kenapa?" tak sabar aku menanyakan kabarnya.... "kecelakaan semalam...aduuuhh.." ia meringis.. "innalillaah.... kamuu...? dimana?" kaget, dan aku nyaris lemas... efek biru? kurasa bukan.. "tapi gak apa2 kan.. udah ke dokter? ke tukang urut cimande?" terlalu khawatir.. dan aku merasa menjadi sedikit gugup.. "duuuh....ya Allah..."suaranya lirih.. kuyakin pasti sakit sekali.. tabrakan motor dengan motor.. semoga kau tak apa-apa.. batinku lagi, "ya udah..istirahat ajah.. kedokter atau tukang urut, lain kali hati-hati" kataku lagi.. beruntung aku tak ada didekatmu saat ini.. andaikan ada.. aku pasti akan bersikap berlebihan dan itu pasti menguras energiku sendiri.. bukan saja perhatian yang akan kuberikan tapi juga cecaran karena mengganggapmu tidak hati-hati.. dua sikap yang sangat bertolak belakang.. "bunda..."ia membuyar lamunanku.. "iya..."aku merasa masih gemetar.. "jadi dipake?"tanyanya lirih.. "jadi... terlalu biru.. sepertinya sekarang mulai berubah ungu..sebentar lagi lebam.."kataku mencoba melucu.. ia tertawa.. "met kerja bunda.. udah dulu yach.. Assalammualaikum.."hening sesaat.. "waalaikumsalam warahmatullah..."

begitu jauh tapi sekaligus kau begitu dekat, berbilang tahun telah berlalu.. tapi masih kurasakan getar bila terjadi sesuatu denganmu.. dan kuyakin sekarang ini aku merasa biru bukan karena sedang berada didalam biru... kini aku berubah ungu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun