Maafkan aku , pak polisi……………………….
Sore itu, 23 Juni aku pulang ke rumah seperti hari-hari biasa. Dari daan mogot melewati rute yang biasa, lewat ring road menuju arah puri indah untuk selanjutnya berbelok kea rah karang tengah yang berakhir di bintaro.
Namun, di depan fly over yang belum jadi di rawa buaya, ada pemeriksaan gabungan surat –surat kendaraan bermotor….oooo…..
Apes deh, motorku di berhentikan oleh petugas polisi. “ selamat sore bu, mau lihat surat-suratnya…?!!!” kata pak polisi dengan ramah. Dag…dig….dug….
“maaf pak, STNK saya sedang di perpanjang, saya Cuma pegang fotokopinya saja….”
“Wah, bu, gimana…. Kalau sedang di perpanjang kendaraan tidak usah di pakai dahulu….. jadi ibu maunya gimana…. Mau saya tilang atau bagaimana????”
Otakku berputar dengan cepat, “pak, saya ga punya uang. Yang ada aja ya….” Langsung aku mengubek-ubek dompet kecil. Cuma ada lima ribuan 2, dua ribuan 2, seribuan 3. Aku kasih semua.
“Cuma segini ya pak, maaf.”
Dengan cepat uang receh itu berpindah tangan ke pak polisi….. buru-buru aku permisi dari pada urusan jadi panjang. Wuuuusssss….. aku memacu motor dengan cepatnya……
Mau marah, ngga kali ya…. Mau kesel…. Lha wong saya salah….
Cuma kagetnya…. Uang receh segitu juga bias diterima dengan masuk akal ke kantong pak polisi…. Prihatin,…… pasti.
Maaf ya pak polisi….. pagi-pagi saya sudah curhat….
Salam sukses buat pak polisi….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H