Mohon tunggu...
Bunda Ai
Bunda Ai Mohon Tunggu... profesional -

Guru Prakarya & Kewirausahaan. Suka memasak untuk suami&anak, belajar apapun dan dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Aku, Kompasiana dan Suamiku yang Pemaksa

13 Oktober 2014   22:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:11 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


  • Suamiku

Tengah asyik membaca buku ringan di tempat tidur sambil melepaskan penat setelah seharian mencuci dan masak, aku lirik suami mendekat tanpa menengoknya. Wow... aku diam dalam kegirangan karena tiba-tiba suamiku mulai memijat pelan kedua kakiku seperti biasanya, hanya saja kali ini dilakukan bukan atas permintaanku.

Sambil tetap membaca buku dan tanpa menoleh aku menggodanya: "Pasti ada sesuatu permintaan nih bapak, tumben baik sama mamah?". Kulihat suamiku tetap pada aktifitas mengurutnya dan malah senyum-senyum ala bintang iklan di TV, dan sebalnya ia tak menjawab pertanyaanku.

Curiga, jelas curiga karena takut ia memintaku melaksanakan kewajiban istri di siang bolong begini serta dalam kondisi badanku yang remuk redam paska urusan dapur dan sumur, masa harus juga melayani urusan kasur.

Kecurigaanku rupanya terbaca oleh suamiku: "Tenang mah... bukan itu, nulis lagi dong...di kompasiana, tadi bapak membaca tulisan Wardah Hafidz : Beauty Balance: Saling Berbagi di Nangkring Cantik tentang berbagi dan mengena banget di hati bapak. Menulis lagi dong...! apa saja, cerita di  TK kek... masalah make up kek...apa saja, please...!"

Hahahahaha.....aku tertawa melihat tingkah suamiku yang segitunya merayuku agar menulis lagi. Bukan apa-apa, kesibukan rumah tangga yang menyita waktu kadang membuatku lebih banyak membaca kompasiana dibanding menulis di dalamnya. Nulis khan beda dengan masak, tingkat kesulitannya lebih tinggi dibanding mengolah masakan dengan bumbu minim sekalipun.

"Iya...iya pak...naaja. Tnti yach....!" : jawabku berusaha menyenangkannya.

Cihuiiiiii....! : Suamiku berteriak keras. (lha...saumiku kok kabur dan menghentikan aktifitas mengurutnya) Gerrrrrr@#$%^%$#.....!

Hasil pemaksaan suami membuatku bisa merias walau masih sederhana (dokpri)


  • Aku


Sejujurnya banyak aktifitas dan kegiatan yang kujalani selama ini adalah hasil paksaan suamiku, dan entah mengapa walau pada awalnya aku tak suka tapi merasa enjoy setelah merasakan ada manfaat besar di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun