Mohon tunggu...
Maya Siswadi
Maya Siswadi Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Mom

Ibu 3 anak, lecturer; blogger

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kebakaran Hutan Lahan dan Perubahan Iklim

27 Agustus 2023   09:19 Diperbarui: 21 September 2023   03:57 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asap terlihat keluar dari lahan gambut yang terbakar di kawasan hutan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (30/9/2019). Sumber: Kompas.com/Garry Lotulung

Merasa ga sih kalau beberapa bulan terakhir kita mengalami perubahan iklim, hujan banyak terjadi ketika musim harusnya sudah berganti menjadi Kemarau?

Ya, saat harusnya curah hujan sudah mulai berkurang di bulan Mei-Juli, faktanya curah hujan tetap tinggi dan berlangsung hampir setiap hari. Bahkan di beberapa titik banjir besar, banjir bandang.

Dan kini, saat seharusnya sudah memasuki musim penghujan, menjelang akhir Agustus, September, hujan yang ditunggu tak kunjung datang.

Hal ini ditengarai akibat badai El Nino yang melanda beberapa negara, sekaligus tanda perubahan iklim nyata terjadi.

Jika dulu masih bisa tenang-tenang saja menganggap perubahan iklim cuma ada di seruan pegiat lingkungan hidup. Menganggap itu kekhawatiran berlebih, sesuatu yang masih belum nyata terjadi. Tapi kini, nyata-nyata di depan mata. Apakah masih bisa menutup mata?

Perubahan iklim terjadi karena banyak hal, salah satunya efek rumah kaca yang diakibatkan peningkatan emisi karbon. Meningkatnya emisi karbon disebabkan pembuangan asap kendaraan bermotor, karbon dari dunia industri, hingga karbon akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)

Fakta Karhutla

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama Januari-Juli 2023, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 90.405 hektare (ha). Kebakaran itu tercatat menghasilkan emisi lebih dari 5,9 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) (sumber: katadata.id). 

Gila ya, 90 ribu hektar hutan dan lahan yang terbakar. Bayangkan luas lahan dan hutan yang berkurang akibat kebakaran ini. Padahal, Indonesia terkenal mempunyai hutan hujan tropis yang luas, terbesar ke-3 di dunia, setelah Brazil dan Kongo. Akankah fakta ini bergeser karena semakin banyak hutan dan lahan terbakar?

Manfaat Hutan Hujan Tropis 

Rasanya kita semua tahu, kenapa sangat disayangkan jika kehilangan, kekurangan luas hutan. Sebagai negara dengan hutan hujan tropis terbesar ketiga, yang tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua, hendaknya aware dan selalu menjaganya, karena hutan mempunyai banyak manfaat bagi makhluk hidup 

Hutan Hujan Tropis memiliki banyak manfaat, ini dia :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun