Mohon tunggu...
Liana Citra
Liana Citra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Lahir di Indramayu, Jawa Barat. Apa adanya,suka menuangkan rasa lewat kata meski tak bisa menulis seindah pujangga dan sebaik para penyebar berita. FB : www.facebook.com/liana.citra.756 and follow my Instagram @_l_citra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

BMI Hong Kong: Diskriminasi Kembali Terjadi

1 Oktober 2013   08:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:10 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskriminasi terhadap BMI di Causeway Bay Centre

Gedung Causeway Bay Centre adalah salah satu tempat favorit yang sering dikunjungi oleh Buruh Migran Indonesia (BMI) di hari minggu dan hari libur lainnya. Causeway Bay Center tepat berada di Sugar street no 15-23. Gedung tersebut berlokasi tak jauh dari taman Victoria sebagai tempat berkumpulnya BMI Hong Kong.

Ada beberapa toko perbelanjaan dan toko Indonesia yang menyediakan berbagai fasilitas seperti Warung Internet (Warnet), tempat karaoke, serta aneka makanan khas Indonesia. Ini menjadi daya tarik lebih bagi BMI untuk berkunjung ke sana.

Memang tak ada hal aneh dengan gedung tersebut. Hanya saja ketika buruh migran atau orang asing hendak berkunjung di hari minggu dan hari libur nasional lain, akan dikenakan tarif naik lift. Sebuah aturan administratif yang tidak ditemukan di tempat umum/gedung perbelanjaan lain.

Saat dikonfirmasi, pengelola Causeway Bay menjelaskan bahwa pada hari Minggu terdapat banyak pengunjung sehingga meningkatkan konsumsi listrik gedung. Demi keamanan dan biaya perawatan lift, pada 15 November 2012 diadakan persetujuan dari para pemilik gedung untuk menetapkan tarif pada lift.

Terhitung sejak 15 Januari 2013 tarif lift yang dulunya HK$3 berubah menjadi HK$5 sekali naik. Mengapa harus dikenakan tarif? Bukankah semakin banyak pengunjung berarti perputaran uang di Causeway Bay semakin meningkat. Secara otomatis ini juga menguntungkan pemilik gedung. Mengapa juga biaya pemeliharaan lift tak dimasukkan dalam pajak/biaya sewa toko?

Belum berhenti sampai disitu, dalam pemberitahuan yang ditempel di dekat lift juga tertulis bahwa tarif lift diterapkan untuk pengunjung asing. Sedangkan pemilik gedung dan karyawan mendapat pengecualian. Lantas bagaimana dengan pengunjung orang Hong Kong sendiri, apa juga akan dikenakan tarif lift?

Disinilah, kembali diskriminasi terhadap buruh migran terasa. Padahal di hari Minggu atau hari libur lain BMI adalah pengunjung terbanyak dan konsumen terbesar yang melancarkan bisnis di Causeway Bay. Buruh migran jelas ikut andil dalam perputaran ekonomi dan bisnis jual beli di gedung Causeway Bay Center.

Kendati banyak keluhan yang telah disampaikan oleh BMI pada pengelola gedung, hingga kini tarif lift tersebut masih langgeng diberlakukan. Padahal buruh migran juga konsumen yang membeli barang memakai uang, sama dengan pengunjung lokal lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun