[caption id="attachment_306734" align="alignleft" width="300" caption="Pernyataan Christofel sebelum dihapus"][/caption] Entah permainan apa yang sedang dipertontonkan pemerintah di atas panggung media dengan kasus yang tengah menimpa Buruh Migran Indonesia (BMI). Berawal dari pernyataan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigran (Menakertrans) lalu Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang bersinambung langsung dan memiliki peranan dan tanggung jawab penuh dengan pelbagai masalah yang menyangkut BMI. Sedangkan Ibu Negara sendiri masih saja disibukan dengan komentar-komentar di akun Instagram-nya.
Setelah beberapa hari lalu Menakertrans, Muhaimin Iskandar menyampaikan ungkapan yang sangat tidak tolerant terhadap kasus yang menimpa BMI Hong Kong asal Ngawi, Erwiana Sulistyaningsih melalui media dan kicauan di Twitter-nya. Disusul beberapa hari setelahnya, pernyataan yang sangat tidak bermoral kembali harus didengar dan membuat BMI marah keluar dari Christofel de Haan, Direktur Pelayanan dan Pengaduan BNP2TKI.
Dalam situs resmi BNP2TKI (http://www.bnp2tki.go.id/berita-mainmenu-231/9283-bnp2tki-kawal-kasus-tki-erwiana.html) yang saat ini telah dihapus. Christofel menyatakan “Sejujurnya, kami lebih berharap agar keluarga menempuh jalur damai dengan majikannya daripada menempuh jalur hukum yang memerlukan waktu yang lama. Upaya ini tentu selain lebih cepat juga akan membawa manfaat bagi keluarga berupa uang yang besarnya bisa disepakati melalui pengacara yang ditunjuk oleh KJRI Hongkong nantinya.
"Kami kasihan jika TKI menempuh jalur hukum nanti harus menunggu lama sementara ia diharapkan keluarga untuk terus bekerja dan menghasilkan uang," paparnya.
[caption id="attachment_306736" align="alignright" width="300" caption="Berita Christofel telah dihapus"]
Sungguh pernyataan yang benar-benar menjatuhkan harkat dan martabat BMI juga bangsa Indonesia. Christofel menganggap bahwa segala sesuatunya bisa diselesaikan dengan uang, dan sekiranya BMI tidak perlu menuntut keadilan hukum atas apa yang telah terjadi padanya. Sontak hal tersebut menuai banyak kontra dari berbagai kalangan, terutama BMI yang merasa dilecehkan, apalagi itu keluar dari mulut seorang pejabat Negara yang berkewajiban melindunginya.
Mengapa BNP2TKI harus menghapus postingan berita tersebut dari webpage-nya. Bila memang BNP2TKI merasa bersalah dan benar meminta maaf, seperti yang telah disampaikan oleh Yusri Albima dalam komentarnya disalah satu setatus Facebook, mengapa hingga tulisan ini diturunkan, BNP2TKI belum juga menuliskan permintaan maaf secara resmi di Webpage-nya?
Padahal seharusnya BNP2TKI meminta maaf langsung dan secara formal ditulis dan disebarkan melalui situs resminya, hal yang sama yang seharusnya dilakukan saat BNP2TKI memberitakan pernyataan Christofel yang telah menyakiti hati jutaan BMI diseluruh Negara penempatan.
Ah, kiranya Negara Indonesia ini tengah berkembang menjadi Negara yang lebih maju seperti yang telah sidampaikan oleh Presiden, mungkin pemerintah akan bisa menghargai para BMI sebagai pahlawan devisa bagi Indonesia. Karena Negara maju adalah Negara yang bisa menghormati jasa para pahlawannya.
[caption id="attachment_306737" align="alignleft" width="300" caption="Komentar Yusri Albima"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H