Mohon tunggu...
Restoe Bumi Victoria
Restoe Bumi Victoria Mohon Tunggu... Serabutan -

saya menjalani hidup secara nomaden, pernah menjalani pendidikan di goa hira university dan kini bekerja sebagai hamba allah swt, selain itu berprofesi sebagai dukun politik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pdip Harus Berterima Kasih Kepada Jokowi dan Relawan

12 April 2015   19:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pidato politik Megawati Soekarno Putri di Kongres IV PDIP di Sanur Bali dijadikan celah oleh lawan politik untuk memanas-manasi internal PDIP. Ketika tafsir terhadap pernyataan Ketua Umum PDIP itu dijadikan alat untuk memecah belah antara Presiden dan partai pengusungnya.

Apa yang disampaikan Megawati sangat wajar mendapat tanggapan beragam dari public, ada yang menanggapi biasa saja, ada juga yang menanggapi serius bahkan ada juga yang berlebihan (lebay) seperti disampaikan pengamat politik di TV One. Mega yang menyentil sosok misterius penumpang gelap yang menyalip di tikungan yaitu mereka kaum bermodal yang kerjanya menunggu dan menunggu tidak mau mengorganisir rakyat. Mereka yang mencoba menapikan eksistensi partai, mereka yang waktu kampanye seolah mendukung rakyat dan pada kenyataannya sebaliknya.

Siapa sosok misterius itu? Menjadi teka-teki, public pun menerka-nerka kepada siapakah peluru itu ditembakan? Terlepas dari apa yang ditakutkan PDIP (Megawati) sehingga menggertak dan memberi peringatan kepada siapapun yang akan mengganggu keharmonisan Mega-Jokowi. Sehingga Megawati memproteksi diri dan partainya yang mungkin sedikit berlebihan dengan pembenaran tiga pilar dalam bingkai petugas partai di structural partai, petugas partai di legislative dan petugas partai di eksekutif, kalau ada mungkin petugas partai di yudikatif. Kalau tidak mau disebut petugas partai maka keluarlah, seru Mega!.

Kemanakah Presiden bila posisinya setara dengan Ketua Partai? Secara internal tidak menjadi soal karena presidennya kader PDIP yang artinya petugas partai dan presidennya hanya anggota biasa di PDIP, tidak jadi masalah karena ketua partainya pendiri PDIP sekaligus sosok tokoh yang menjadi symbol perjuangan PDIP yang berjasa dan melegitimasi pencalonan sang presiden sewaktu dicalonkan dari PDIP.

Anggaplah ini hak istimewa Megawati yang tidak tertulis sehingga harus diamini walau kontradiktif dengan hukum tata Negara Indonesia bahwa presiden adalah Pembina bagi keberadaan seluruh partai. Bahwa pembenaran-pembenaran PDIP adalah satu sisi yang benar menurut dirinya dan mungkin salah disisi yang lain. Megawati wajar dan wajib memproteksi diri dan partainya dari godaan syetan yang terkutuk, walau sebenarnya kemenangan PDIP itu disebabkan ada banyak factor yang menjadikannya menang, jadi tidak menang karena kehebatan Megawati dan pengurus partainya, selain factor Jokowi dan relawan. Tentu yang paling hak adalah suratan takdir dari Tuhan yang maha kuasa.

Factor Tuhan yang harus disyukuri dan factor Jokowi dan relawan yang harus dihargai. Ketika sosok penumpang gelap itu dijadikan musuh bersama PDIP disisi lain ada tangan-tangan berjasa yang terlupakan dan ditinggalkan.

Padahal sosok pribadi Jokowi-lah yang menjadi ikatan suci dengan rakyat yang diorganisir dalam relawan-relawan, sehingga orang-orang yang sebelumnya apriori menjadi simpatik dan bahu-membahu mendukung Jokowi. Ketika relawan dan rakyat mempertanyakan jasa-jasanya itu dan ingin mencabut mandate itu, partai merasa ada yang menyalip di tikungan, dan bisa juga benar bahkan pasti benar ada kekuatan penumpang gelap ingin meruntuhkan eksistensi PDIP.

Seharusnya Megawati bijak dan berterima kasih kepada Jokowi, karena Jokowi-lah PDIP menang Pemilu Legislatif 2014 dan menang di Pilpres setelah sepuluh tahun Megawati berpuasa, maka berterima kasihlah kepada rakyat!!

Garut, April 2015

Cha ‘Azami

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun