Mohon tunggu...
Prabu
Prabu Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Ngomong Indonesia Ngomong budaya Indonesia Ngomong budaya wayang Indonesia http://indonesiawayang.com https://www.facebook.com/bumiprabu https://www.facebook.com/wayangprabu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Macapat Kehidupan

22 Januari 2016   09:45 Diperbarui: 22 Januari 2016   10:11 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Macapat"][/caption]Perjalanan hidup manusia niscaya begini
lahir di bumi kemudian mati
ada kemudian tiada lagi
setelah itu bakal ada lagi?

Ini adalah kisah hidup seorang manusia melalui TEMBANG kehidupan
lantunan MACAPAT yang bertutur tentang kiprah seorang insan
diawali dengan hidup bergantung pada ibu di alam kandungan
dan berakhir saat badan terbujur kaku di kuburan
berawal hanya diiringi suara tangisan
berakhir tak membawa apa apa hanya dibalut kain kafan

Awal adalah saat janin MASKUMAMBANG
bergantung mengambang
dalam perut ibunda begitu terlindung
pada saatnya kemudian ditiupkan ruh kehidupan oleh Sang Agung
bersiap menghadapi dunia terang

Hingga waktu telah ditetapkan
dilaluinya selama sembilan bulan
maka MIJIL lah sosok mungil telanjang badan
menangis keras seraya genggam tangan
tuk menanti sang bapak perdengarkan azan

Bayi kecil lucu segala polah sungguh alami
tertawa menangis pipis setiap hari
digendong diayun merangkak sesekali
belajar berjalan dengan KINANTHI

Tibalah masa remaja datang
tubuh bertumbuh pikiran berkembang
lelaki suara membesar berkumis bercambang
si perempuan bulan tlah datang
masa SINOM sungguh indah menantang
sibuk mencari ilmu dan berteriak lantang

Dan musim bunga telah tiba
mekar di hati para remaja
ASMARANDANA menyebar di hati mereka
saling suka dan menebar pesona
saling bercinta memadu asmara
harum mewangi syahdu suasana
walau kadang patah hati berujung lara
seolah dunia runtuh tubuh tertimpa

Duhai ... indahnya pabila dua diri tlah sehati
tertaut GAMBUH sepakat memadu janji
tuk berdua arungi rumah tangga abadi
dalam cinta dan kasih Ilahi

DADANDANGGULA tercukupi rasa
dikelilingi anak-anak manis bergelayut mesra
sungguh nikmat kedamaian keluarga
peluk hangat dan saling canda

Tiada lupa selalu berbagi
atas limpahan rizki yang Ilahi beri
jiwa DURMA harus menginspirasi
bahwa hidup di dunia tiada abadi

Ibadah kepada Gusti tak kan pernah berhenti
amar ma’ruf berbuat baik kian pasti
nahi munkar segala nafsu buruk terkendali
nafsu serakah menumpuk harta hasil korupsi
nafsu berkuasa zalimi hak asasi
nafsu mengumbar biadab melupakan fitrah Ilahi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun