[caption caption="Sukasarana"][/caption]
Kakang ....
aku sadar bahwa adikmu ini beginilah keadaannya
bentuk badan tidak karuan
wajah berantakan
dan meskipun aku seorang raksasa
badanku bajang
sifatku kekanak kanakan
slalu ingin bermanja
Tapi Kakang ....
aku memang ingin slalu dekat denganmu
karna engkaulah satu satunya teman di dunia ini
hanya engkaulah yang mengerti dan mencintai aku apa adanya
orang lain mana mana mau berkawan
saat kudekati
mereka sudah menjauh dan lari ketakutan
aku sangat sedih
dan engkaulah yang kemudian menghiburku
Setiap kali bercermin di telaga sebelah rumah kita
saat kupandangi pantulan wajahku
aku sering bertanya kepada Dewata
mengapa begitu berbeda antara engkau dan aku
laksana bumi dan langit
engkau sungguh rupawan tiada tercela
sementara diriku buruk rupa tiada tara
padahal ada darah yang sama mengalir dalam tubuh kita
Namun biarlah Kakang ...
biar kuterima semua ini apa adanya
masih ada engkau yang kukasihi sepenuh hati
sehari saja tanpa kulihat sosok kehadiranmu
rasanya sewindu tiada sua mengharap sapamu
sehari saja tanpa disebelahmu bercengkerama
rasanya sewindu bersendiri hingga terasa kosong hati ini
bagiku dirimu adalah segala galanya
engkaulah senyum dan tawaku
tanpamu kan sia sia aku jalani hidup ini
Hingga waktu itu ...
saat aku menanti janjimu
tuk berikan mainan baru seekor burung mungil hasil berburu
yang katamu akan kau berikan di esok hari
berhari hari kau tak tampak
hingga membuatku gelisah dan bertanya kepada Bapak
walau beliau tidak mengatakan sebenarnya
aku yakin bahwa engkau telah berbohong tuk meninggalkanku
pergi mengembara ke Maespati
cita cita yang secara tidak sadar
pernah engkau ungkapkan kepadaku sebelumnya
engkau nakal Kakang
engkau tidak jujur kepadaku
mengapa engkau tinggalkan aku disini sendiri
aku ikut Kakang ....
Kakang .... tunggu aku ....
kan terus kucari keberadaanmu
Betapa senang rasa hatiku
saat melihat dari kejauhan orang yang kucari tampak samar
tak kusangsikan itu pasti dirimu
aku tlah mengenalmu hingga detil
bahkan dari jauhpun tlah dapat kucium aroma tubuhmu
Lihatlah Kakang ......
begitu bergeloranya rasa hati ini hendak sua dirimu lagi
setelah sekian lama hidupku dalam sepi dan gelap tanpa dirimu menemaniku
Ah ... Kakang
bahagia hati ini
saat disepanjang perjalanan mendengar kabar tentangmu
tentang diterimanya engkau menghamba
tentang olah kridamu menjadi seorang duta rajamu dalam melaksanakan tugas melamar putri Magada
Dewi Citrawati memang putri titisan Widawati yang terkenal karna kemolekannya
betapa raja seribu negri menginginkannya
aku tak syak lagi kalau engkau pasti mampu menaklukan mereka semua
dan aku yakin bahwa sebenarnyalah Citrawati pun terpesona akan dirimu
aku bangga Kakang engkau begitu rupawan dan juga digdaya
wanita mana yang tak luruh oleh pesonamu
dan aku yakin bahwa dirimu kuat mengemban amanat
Hingga kemudian yang kudengar sungguh menyesakkan
engkau terpidana oleh ulah keadaan
hingga engkau berani melawan rajamu sendiri
Prabu Arjunasasrabahu mana bisa engkau kalahkan
dia adalah titisan Wisnu
sang pemilik kebijaksanaan dan kekuatan
dialah penguasa dunia
dan benar dugaanku engkau tlah menjadi pecundang
Dan kini dihadapanku tegak berdiri sosok yang begitu kukenal dan kucinta
berdiri diam laksana patung dengan tatapan kosong
aduh .... Kakang kasihan sekali engkau
tentu dirimu sedih mengalami nestapa itu
juga bingung memikirkan apa yang akan kau lakukan
dengan tugas yang sungguh mustahil itu
kasihan sekali dirimu Kakang ...
Namun jangan kuatir Kakang !!!
adikmu ini tentu kan membantumu
keluar dari permasalahan pelik ini
Kakang boleh andalkan adikmu
tujuanku cuma satu ....
MEMBAHAGIAKAN KAKANG SEORANG