Mohon tunggu...
Prabu
Prabu Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Ngomong Indonesia Ngomong budaya Indonesia Ngomong budaya wayang Indonesia http://indonesiawayang.com https://www.facebook.com/bumiprabu https://www.facebook.com/wayangprabu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Brubuh Karyo

7 Januari 2016   22:22 Diperbarui: 8 Januari 2016   06:35 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kok namanya aneh ya Lik Om, perasaan saya belum pernah mendengar ada nama seperti mereka”

“Kamu saja pengetahuannya belum luas”

“Ooo gitu ya, kalau perang Kembang gimana Lik Om penjelasannya”

“Perang Kembang biasanya terjadi di tengah pagelaran lakon. Perang Kembang terjadi antara seorang satria yang baru saja bertapa atau berguru kepada brahmana nan bijak atau sesepuh negara yang telah mengasingkan diri dari hiruk pikuk perpolitikan. Yang menjadi lawan biasanya adalah seorang raksasa (buta) yang memiliki watak angkara yang mencoba mengganggu atau bahkan ingin membunuh satria itu tanpa sebab yang jelas. Dan perang itu selalu dimenangkan oleh satria dan biasanya raksasa itu mati oleh senjatanya sendiri. Misalnya, perang antara Abimanyu melawan Cakil”

“Kalau perang antara Prabu Novanto melawan Prabu Widodo, apakah itu termasuk perang kembang, Lik Om ?”

“Kok namanya aneh ya Le, perasaan saya belum pernah mendengar ada nama seperti mereka”

“Lik Om saja pengetahuannya belum luas”

“Ooo gitu ya, mungkin juga itu termasuk perang kembang”

“Kalau perang brubuh, apa itu Lik Om ?”

“Perang brubuh adalah perang hidup mati, perang yang menghasilkan pemenang dan pecundang. Perang yang biasanya terjadi di akhir lakon, dan biasanya melibatkan sebagian besar tokoh yang ada dalam lakon pagelaran. Contohnya, perang antara Ramawijaya melawan Rahwanaraja di akhir lakon Brubuh Ngalengka atau Dasamuka Gugur”

“Lha kalau perang antara Prabu Laksono dengan Prabu Bakri, apakah kemudian menjadi perang brubuh juga, Lik Om”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun