Dibuat oleh:
Keisya Zahfarina D
Nasywa Amalia TahsinÂ
Anggita Ayu ZaharaÂ
Candi Borobudur, yang diakui sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO, memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar tempat peribadatan bagi umat Buddha. Dibangun pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi oleh Dinasti Syailendra, candi ini merupakan monumen Buddha terbesar di dunia dan menjadi simbol budaya yang kaya akan nilai-nilai moral dan spiritual. Lokasinya yang strategis di Lembah Kedu, Magelang, Jawa Tengah, menjadikannya tidak hanya sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai pusat pengajaran dan penyebaran ajaran Buddha yang menggabungkan akulturasi antara tradisi lokal dan pengaruh luar.
Candi Borobudur memiliki desain bangunan yang unik, mengandung berbagai pesan moral yang dapat diidentifikasi melalui relief dan struktur arsitekturnya. Relief-relief tersebut tidak hanya berfungsi sebagai ornamen estetis, tetapi juga mencerminkan ajaran kehidupan yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.Â
Candi ini berbentuk stupa bertingkat yang dibangun dengan desain  terdidi dari tiga bagian utama yaitu Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu. Setiap bagiannya memiliki relief yang menceritakan ajaran Buddha dan kehidupan masyarakat pada masa itu. Di puncaknya, ada 72 stupa kecil berbentuk lonceng yang mengelilingi satu stupa besar sebagai pusatnya, yang melambangkan perjalanan menuju pencerahan.
Kemudian candi ini dikelilingi oleh pegunungan dan alam yang indah, termasuk pegunungan Merapi dan Merbabu. Selain sebagai tempat wisata, Candi Borobudur ini memiliki banyak fungsi lainnya yaitu sebagai pusat spiritual dan tempat ibadah bagi umat Buddha, terutama saat perayaan Waisak. Candi Borobudur lebih dari sekadar monumen bersejarah. Banyak wisatawan luar yang mengunjungi candi ini, mereka terkesima oleh keindahan dari Candi Borobudur.
Candi Borobudur dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarluaskan pemahaman tentang Pancasila kepada pengunjung dari berbagai latar belakang, baik domestik maupun mancanegara. Dengan mengemas pesan-pesan moral tersebut dalam bentuk pamflet, brosur, atau film yang mudah dipahami, pengelola candi dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai Pancasila di kalangan wisatawan internasional serta memperkuat identitas budaya Indonesia di kancah global.
Candi Borobudur juga menggambarkan nilai-nilai persatuan dan kemanusiaan. Sila ketiga dan keempat Pancasila menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan serta kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. Proses pembangunan candi ini sendiri merupakan contoh nyata dari semangat gotong royong yang kuat di kalangan masyarakat pada masa itu (Tri Yatno, 2020). Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai kebersamaan dan kerjasama telah menjadi bagian integral dari budaya Indonesia sejak lama. Sebagai penulis, saya percaya bahwa pemahaman tentang karma dapat membantu generasi muda untuk lebih menghargai tindakan mereka dan dampaknya terhadap orang lain.
Dalam upaya internasionalisasi Pancasila melalui Candi Borobudur, beberapa langkah strategis dapat diambil untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap nilai-nilai tersebut. Pertama, penyajian informasi yang efektif sangat penting; mengemas pesan moral candi dalam bentuk pamflet, brosur, atau film yang mudah dipahami oleh wisatawan akan membantu menyebarluaskan ajaran-ajaran Pancasila. Dengan cara ini, pengunjung dapat lebih mudah menangkap makna mendalam dari setiap relief dan arsitektur yang ada.
Kedua, kerja sama antara lembaga-lembaga pengelola candi perlu ditingkatkan untuk menciptakan inovasi yang sesuai dengan latar belakang budaya pengunjung. Melalui kolaborasi ini, program-program edukatif dapat dikembangkan untuk menjelaskan nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Candi Borobudur. Dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah maupun komunitas lokal, efektivitas penyampaian pesan moral dapat ditingkatkan.
Ketiga, pendidikan nilai harus dimulai sejak usia dini dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak melalui kegiatan edukatif di lokasi candi. Kegiatan seperti kunjungan sekolah ke Candi Borobudur dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak-anak untuk memahami pentingnya menjaga warisan budaya.