4:35 dini hari aku menulis. Disini walau dinihari tapi rasanya panas sekali, bayangkan seluruh badan-ku sekarang ini keringatan sampai-sampai aku membuka seluruh pakaianku, berharap malaikat dari surga sana menaruh iba melihat badan-ku yang kurus kering ini. Sudah 3 hari aku belum makan nasi. aku hanya mengkonsumsi 1 bungkus mi instan untuk satu hari. Seperti itulah kawan nasibku sekarang ini, terkadang aku juga sama sekali tidak makan. Apakah kalian kasihan kepadaku?, jangan.. kalian jangan kasihan kepadaku, karena sebenarnya ini salah-ku sendiri, karena aku lebih memilih hidup seperti ini, hidup menjadi seorang pengembara sudah menjadi pilihan hidupku. Aku hidup layaknya orang Nomaden selalu berpindah-pindah tempat, dari satu desa ke desa lain dari satu gunung ke gunung lainnya tapi sekarang aku merasa lebih berarti walau hanya bagi diriku sendiri dan terus mencoba agar lebih berarti bagi orang lain. Aku bukanlah penganut paham anti kemapanan atau pun sejenisnya, tapi aku adalah seseorang yang ingin melihat dunia lebih dekat merabanya menciumnya dan bahkan merasakan saripati-nya. Empat tahun yang lalu aku sama seperti kalian, seorang anak lelaki yang mendambakan karier, materi, sex, serta kesenangan dunia lainnya, tapi apa yang aku dapatkan dengan semua itu? dengan kehidupan normal seperti itu ternyata banyak hal berharga yang telah aku lewatkan begitu saja. Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri kawan, kesenangan dunia itu, obsesi telah membuat hatiku buta kawan. Kenapa kita harus takut akan masa depan? kenapa kita takut akan miskin? kenapa kita takut akan kegagalan? bukankah hidup ini sementara kawan.. lalu apakah kita hanya akan terpaku dalam egoisme dunia saja. Apakah kalian tahu di luar sini kehidupan begitu bermakna, begitu bebas begitu indah. Aku bisa menebak keseharian kalian, Pagi-pagi kalian bangun lalu berangkat sekolah/kuliah/kerja lalu pulang dengan membawa beban pikiran baik itu tugas sekolah/kuliah atau pekerjaan dan kalian memikirkan beban tersebut sampai menjelang tidur malam kalian dan itu akan berulang sampai beberapa tahun kemudian. Lalu beberapa tahun kemudian kalian menikah mencari kerja/uang dan beban tersebut masih kalian bawa sampai kalian membusuk di liang lahat. Lalu mungkin kalian berpikir apa yang telah kalian lakukan/kerjakan itu salah? aku menjawab tidak, tapi kalian melewati begitu banyak sesuatu yang berharga dalam hidup kalian. kalian bak ubahnya robot-robot yang telah di set otomatis atau bisa juga kalian diumpamakan hewan-hewan peliharaan yang melewati hari-hari begitu saja dan hanya menunggu sang penggembala menyembelih kalian saja. Egoisme nafsu dan selalu merasa kurang dalam urusan dunia itulah beban yang aku maksudkan di atas. Aku bukanlah mengajak kalian mengikuti jejaku, tapi yang aku harapkan warnailah hidup kalian, lihatlah sekeliling kalian. Coba sesekali mampir-lah ke rumah tetangga kalian berbagilah bersama mereka. Lalu hiduplah bagai air yang mengalir jangan sampai ego mengalahkan hati dan pikiran kalian. Sesekali ajaklah istri/kawan/keluarga kalian pergi ke Desa, lihatlah ketika petani memanen padi mereka, lihatlah peluh yang dia keluarkan, lihatlah jarinya hampir putus ketika memanen padi, lihatlah senyum tulus mereka yang walau hanya mendapatkan upah 20% dari hasil keringat dan darahnya selama 4 bulan bekerja di sawah. Lihatlah nenek tua itu ia hidup sendiri tak bersuami dan tak bersanak saudara, ia mengumpulkan jerami-jerami padinya sendiri, napas-nya tersengal diantara lelah dan teriknya sinar mentari tapi dia masih akan selalu tersenyum dan berbagi bersama kalian ketika kalian bertamu ke rumah-nya yang reyot. Sekarang aku singgah di kabupaten Kerawang, sudah setahun ini aku berada di-sini. aku tinggal dari desa ke desa lainnya. Banyak yang bisa kulihat di-sini ada tengkulak-tengkulak padi yang menjerat petani dengan permainan harganya, ada orang-orang kaya yang membeli lahan-lahan persawahan dengan harga tinggi diantara kemiskinan yang menjepit para petani tersebut, tak ketinggalan juga para pemodal yang mendirikan lumbung-lumbung industri bagi kepentingannya sendiri. Maka jangan heran jika kalian melihat mampir ke kota ini 1001 kesemrawutan terlihat jelas di-sini. Tengkulak, tuan tanah, korban kekerasan TKW, Pemulung, Lintah darat, dan banyak lagi yang lainnya di-sini. mungkin barangkali kalian berminat bertamu ke rumah mereka, melihat lebih dekat kehidupan negeri kalian ini. Aku hanya bisa berbagi cerita saja semoga hidup kalian lebih berwarna dan bermakna. Sekarang sudah jam enam pagi dan sepertinya aku harus kembali melanjutkan pengembaraanku.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H