Mohon tunggu...
Dewi Wulan
Dewi Wulan Mohon Tunggu... -

love being a Muslim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Birahi Pembunuh Seni

10 Desember 2013   02:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu kali guru saya menceritakan percakapannya dengan anak perempuannya yang bersekolah di Fakultas Kedokteran, “Nak, apa bedanya bibir seorang gadis dengan bibir babi?” Sang anak yang ditanyai demikian, refleks tertawa sambil mengatakan “Ayah ini ada-ada saja, sama saja, kedua-duanya disusun dari sel-sel.” Guru saya melanjutkan, “Kalau begitu sekarang ganti kamu yang belajar pada ayah. Ada yang membedakan antara bibir gadis dengan bibir babi. Kalau seorang pemuda disenyumi babi maka tidak akan berkesan apa-apa, tapi kalau pemuda itu diberi senyuman oleh seorang gadis, maka ia tidak akan dapat tidur semalaman. Itulah bedanya, ada fitrah.”

Fitrah itulah salah satu pembeda manusia dengan berbagai makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia memiliki fitrah untuk menyukai lawan jenisnya, fitrah membenci kedzaliman, fitrah untuk memohon pertolongan kepada sesuatu yang dirasakan lebih berkuasa, dan lain sebagainya. Fitrah ini tidak mungkin dibunuh karena ia muncul bersamaan dengan diciptakannya manusia.

Saat sekelompok orang menyelenggarakan tari telanjang dengan dalih kesenian dan juga menghalalkan kegiatan dengan alasan tidak akan menimbulkan rangsangan, apakah benar demikian?

Tuhan memerintahkan manusia untuk menutup aurat dan menjaga kemaluannya. Apakah Tuhan memerintahkan ini tanpa alasan? Apakah Tuhan tidak mengerti detil-detil ciptaan-Nya?

Tanda-tanda kekuasaan Tuhan yang kita temukan di alam raya ini tidak akan bertentangan dengan ayat-Nya yang ada di dalam Al-Quran karena berasal dari sumber yang sama. Jika sekilas terlihat bertentangan, maka kemampuan kita yang terbatas sebagai manusia sebagai penyebabnya. Begitu pula mengenai aurat yang diwajibkan pada manusia untuk dibalut. Penelitian yang dilakukan oleh Jari K. Hietanen dan Lauri Nummenmaa (2011) menemukan bahwa komponen otak di bagian oksipital temporal ternyata memiliki respon yang berbeda dalam penerimaan visual orang yang menggunakan baju lengkap, baju swimsuits, dan tidak berpakaian dimana tubuh tanpa pakaian lebih merangsang dibandingkan dengan stimulus lainnya. Penelitian tersebut menyimpulkan otak manusia lebih tertarik kepada bagian-bagian tubuh lawan jenisnya dan reaksi otak juga lebih cepat meningkat dengan melihat orang dalam keadaan tanpa pakaian. Reaksi otak yang lebih cepat ini mungkin terkait salah satunya memicu perilaku seksual.

Harold Mouras (2011) menemukan bahwa beberapa bagian dari otak (korteks prefrontal medial, insula anterior, korteks cingulate anterior) teridentifikasi memainkan peranan kunci dalam perintah yang berespon terhadap alat kelamin. Dan rangsangan seksual melalui visual merupakan rute yang sangat kuat untuk masuk sirkuit emosional otak. Jadi, secara alami, visual manusia apabila disuguhi hal-hal terkait seksual akan memiliki hubungan ke tindakan-tindakan seksual.

Fakta ini juga yang tidak terbantahkan, ketika salah seorang anggota komunitas ini, SS, akhirnya diketahui melakukan perbuatan tidak senonoh. Perbuatan yang bertentangan dengan klaim kelompok ini pada kegiatan yang mereka atas namakan seni. SS terbukti melakukan perbuatan tidak beradab ini bukan hanya pada satu orang saja. Perbuatan ini semakin bertambah biadab saja karena sebelumnya korban diberi minuman keras terlebih dahulu.

Maha Suci Allah dari segala kekurangan, bahkan daun yang jatuh pun diketahui-Nya. Sebagaimana manusia yang tercipta dengan segala kebatasannya, ber-khusnudzhan dengan segala perintah dan larangan adalah cara terbaik menjalani hidup sesuai dengan guidelines Sang Pencipta Kehidupan, Yang Paling Mengetahui detil-detil kehidupan. Wallahu’alam bishowab.

Surakarta, 10 Desember 2013 01:45 am.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komunitas Salihara. Lihat http://salihara.org/community/2012/10/12/tari-telanjang-tanpa-rangsang

QS. Al-Ahzab (33):59, QS. An-Nur (24): 30-31.

Jari K. Hietanen, Lauri Nummenmaa, “The Naked Truth: The Face and Body Sensitive N170 Response is Enhanced for Nude Bodies”, PLoS ONE 6(11):e24408. doi:10.1371/journal.pone.0024408.

Harold Mouras, “The Motivated Brain: Insights from Neuroimaging Studies of Human Male Sexual Affiliation Context”, The Open NeuroimagingJournal, 2011, 5, 51-56.

Charmaine Borg, Peter J de Jong, Janniko R Georgiadis, “Subcortical Bold Responses During Visual Sexual Stimulation Vary as a Function of Implicit Porn Associations in Women”, Social Cognitive and Affective Neuroscience (SCAN) doi:10.1093/scan/nss117.

Berita mengenai pelecehan seksual anggota komunitas ini dapat diakses di http://www.thejakartapost.com/news/2013/12/04/second-student-accuses-noted-poet-sexual-harrasment.html, http://us.m.news.viva.co.id/news/read/462660-ss-tawarkan-miras-sebelum-setubuhi-korban, http://us.m.news.viva.co.id/news/read/463577-kasus-mahasiswi-ui--penyair-ss-mundur-dari-komunitas-salihara, http://us.m.news.viva.co.id/news/read/463179-disetubuhi-penyair--mahasiswi-ui-nyaris-bunuh-diri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun