Mohon tunggu...
Paris Pangeran
Paris Pangeran Mohon Tunggu... -

berpikir dan bertidak praktis tanpa harus munafik dan jujur apa adanya dan tidak di buat2...serta bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tangkap Koruptor Tidak Bisa Brantas Korupsi

2 Februari 2015   19:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menagkap  KORUPTOR  sangatlah pekerjaan yang    melelahkan Lembaga KPK  , ibarat memangkas / memotong  rerumputan  di kebon, belom lagi selesai ,,di belakang pemotong rerumputan tumbuh kembali  tidak ada habisnya  pekerjaan ini, tetap saja kebon rimbun  lagi,,,, hanya  pada  KPK lah harapan  satu2nya  yang  bisa di percaya,,,  Penegak  hukum  lainnya  masih  tanda tanya Keseriusannya  membrantas KORUPSI  seperti   KEJAKSAAN  kerena  aparatnya ikut jadi pemain seperti Jaksa2/Hakim2  yang sulit di percaya... Apalagi   KEPOLISIAN  sulit di harapkan , Bagaimana mungkin  polisi  bisa / mau   sedangkan rumah sendiri saja  di biarkan kotor dan malah  di pupuk  agar halamanya  tetap rimbun dengan rerumputan,  kita tidak mendengar,,,  POLISI  TANGKAP  POLISI  KORUPSI ,,, pada hal kita tau  KEBON  KEPOLISIAN   sangat lah  rimbun  dengan  Rerumputan  kotor sekali....

Yang ada  Kepolisian  ngamuk di kala  KPK  mencoba bersihkan  Rerumputan  tersebut , jadi Pembrantasan KORUPSI  berada  dalam  dilemma dan tidak /belum bisa di selesaikan ..

KORUPSI bisa di minimalkan kalo  saja di cari / di selesaikan akar penyebabnya tindakan/prilaku KORUPSI  bisa  terjadi,,  Tetapi   BERANIKAH   Pemerintah   Mencabut  AKAR  KORUPSI ???tentu saja  tidak  berani  karena  hal  ini di perlukan  Keputusan  radikal /represif  yang pasti di tolak oleh pihak2  terlibat  korupsi dan mereka ini sangatlah  kuat....

Beberapa ,, Akar Masalah ,, Timbulnya KORUPSI  dan SOLUSI  ...,,

Systeem Multi  Partai , Pendanaan  partai2   hanya  dari  Kader2  dan Sumbangan dari pihak2 yang punya  kepentingan2 , Masing2  partai  berusaha sebanyak mungkin  agar Kader2nya duduk di pemerintahan/DPR/DPRD agar  pendanaan lebih banyak  ..Kader2  jadi ATM  partai ,  dengan kekuasaanya pasti KORUPSI....

SOLUSI ,,  jadikan Perpolitikan  hanya  2  partai  saja  dan biaya2  partai  dari APBN , nah  jalan terbaik  ini  dapat di pastikan  akan ditolak pihak2 pejabat koruptor  dengan alasan UUD45 , kebebasan berserikat dll..

PEMILU/PILKADA,...Agar di pakai systeem   E-  VOTING  agar tidak terjadi lagi KORUPSI  di mana2 baik  para  pelaksana  maupun calon2  dan rakyat pemilih, hal ini sangat effective mengemat biaya dan menghentikan  KONGKALINGKONG pihak2 terkait...

PENEGAK HUKUM,   Lembaga penegak hukum   Kepolisian/Kejaksaan harus bisa terbukaan dan membuktikan  menangkap ,,  ANGGOTA SENDIRI  ,,yang  korupsi  sebelum membersikan Lembaga Negara  lainya,     hal  ini  masih sulit mereka lakukan karena  KORUPSI  berjemaah..

SOLUSI,   PRESTASI  Kepolisian / Kejaksaan  juga terkait  apakah mereka sudah bersihkan  diri sendiri dari  korupsi ??  adakah mereka  tangkap  anggota sediri yang terlibat korupsi ???

KPK  , Sebagai  Lembaga khusus penidakan KORUPSI   harus di perkuat bukan di gerogoti seperti yang terjadi  saat ini...BENTUK CABANG2  KPK tiap2  Propinsi  , lagi2 ini  pada ketakutan  terutama DPR tidak setuju denga dalih  Anggran...Pada hal  di Malaysia  yang  populasi  28 juta, mepunyaI team anti rasuah/KPKnya  Malay  5000  orang....coba liat  KPK kita cuma  100 orang ....

KEPOLISIAN,,,harus  melepas  pekerjaan ADMIN PAJAK,,  /BPKB/STNK/PLAT NOMER dan di serakan   pada  tiap2 Pemda setempat , seperti kita  ketahui  ini sumber kongkaligkong di kepolisian ..tetapi  lagi2  Kepolisian   ngotot  tidak mau  melepaskan dalih macam2, pada hal dmn pun didunia hal ini pekerjaan PEMDA ,  polisi hanya  menegakkan  hukum ..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun