Mohon tunggu...
Selendang Sulaiman
Selendang Sulaiman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pada akhirnya setiap jalan hidup tak lain kematian indah ujungnya pun cinta dan keyakinan hanya titipan Sang Maha Asmara menjadi wahyu di jalan-jalan malam sang penyair bersuka ria atas lapar dan dahaga dalam senyuman liar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keras Kepala (Kita; Kata)

18 Januari 2011   12:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudahlah! Biar gelap mata, langkah tetap bertujuan

Jerit nyeri sebatas seluet kilat tajamnya belati tak lebih dari

Harapan diantara gebalau angin sakau kepalamu, pun aku

Tidak lebih kejam dari segala ancaman duka rana atau derita

Yang kucipta di setiap helaihelai hela nafas yang hembusnya

Berwangi aroma kematian bahkan telah aku leburkan dalam

Darah sampai akhirnya alir bertemu muara penghianatan

O, bukan, maksud kata adalah alasan, sebab kesimpulan

Dari sakit yang menahun seperti anugrah para musafir

Di bibir srigala penguasa cekam malam

Berhentilah mengaduk-aduk prasangka. Sebab keyakinan

Tak lain dari hasrat yang keparat, menjadikal akal,

Budak dari segala keinginan

Blandongan-Mato, Oktober’10-Januari’11

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun