Mohon tunggu...
Selendang Sulaiman
Selendang Sulaiman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

pada akhirnya setiap jalan hidup tak lain kematian indah ujungnya pun cinta dan keyakinan hanya titipan Sang Maha Asmara menjadi wahyu di jalan-jalan malam sang penyair bersuka ria atas lapar dan dahaga dalam senyuman liar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kalimat yang Terpatah

12 November 2011   14:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tuhan, aku tahu Kau lebih paham dan mengerti tentang cinta kasih dan rindu. lebih lagi tentang aku dan hatiku. karenanya aku bercinta dan menikmati rerindu yang mencandu. meski nyeri dan perih kian menjalar dalam sel-sel darahku. lantas, cinta dan rindu harus kejam aku bunuh.

09 Desember 2011

terasa sudah lengkap masalah dan persoalan yang berkecamuk dalam pikiranku. hampir aku tak mampu memfungsikan otak , buntu untuk bernalar, sekedar meringankan beban persoalan yang memburu langkahku. jika memang ini adalah beban dalam hidup dan kehidupanku., sungguh!



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun