Indonesia telah disebut sebagai negara gagal. Miris ya kok bisa negara tercinta ini bisa salah urus.Untuk menganalisa sebuah kegagalan negara, mungkin perlu melihat ke lingkup terkecil negara itu sendiri yaitu keluarga. Apakah keluarga di Indonesia telah dikelola dengan baik ? Lalu, bagaimana dengan keluarga kita, apakah juga gagal dan salah urus? Kegagalan sebuah keluarga merupakan akumulasi dari banyak kegagalan mulai dari yang kecil hingga yang besar berikut ini.
1. Gagal Berkomitmen. Jika salah satu ada yang mengingkari komitmen berkeluarga, misalnya berselingkuh, maka keluarga yang bahagia akan hancur seketika. Kesetiaan dan komitmen adalah kunci utama membangun sebuah keluarga.
2. Gagal berkomunikasi. Sering muncul istilah suami takut istri, atau juga istri takut suami. Munculnya rasa takut, karena masing-masing pihak gagal mengkomunikasikan keinginannya baik pada pasangan atau diri sendiri. Istri yang menjadi protektif, pencemburu, bisa jadi karena sikap suami yang punya kecenderungan berselingkuh atau berbuat negatif. Jika suami berhasil meyakinkan istrinya bahwa ia laki-laki yang sayang keluarga dan tidak akan berkhianat, maka sang istri pun akan sukarela melepas suami beraktivitas sendiri di luar pengawasanya. Gagalnya komunikasi juga bisa disebabkan karena ketidakmampuan menghadapi perbedaan, baik itu sifat, tingkat pendidikan, profesi atau penghasilan. Perbedaan tersebut jika tidak disikapi dengan kesadaran tentang posisi dan peran suami dan istri akan menjadi hambatan komunikasi, mulai dari hal-hal sepele sampai yang prinsip. Kegagalan berkomunikasi bisa juga diakibatkan tidak mampu memahami kekurangan dan kelebihan suami atau istri.
3. Gagal Membagi Waktu. Adanya tuntutan profesi yang menyita banyak waktu, seringkali mengabaikan quality time untuk keluarga. Ada seorang teman yang bertemu dengan ayahnya hanya 1 jam dalam sehari, karena sang ayah sudah meninggalkan rumah saat ia baru bangun, dan pulang ke rumah saat malam hari ketika bersiap tidur. Sebaiknya hanya satu pihak saja, apakah itu suami atau istri yang menghabiskan banyak waktu di luar rumah, sehingga yang lain bisa melengkapi ketidakhadirannya di rumah. Hari libur bisa juga dimanfaatkan untuk "balas dendam" mencurahkan kasih sayang kepada anggota keluarga. Jika waktu tidak dibagi dengan baik, maka perhatian dan kasih sayang pun bisa luntur. Seorang wanita karier yang juga mempunyai keluarga yang bahagia, pastilah karena didukung oleh suami tangguh.
4. Gagal Memelihara Cinta. Ketika awal menikah, sudah pasti kasih sayang dan perasaan cinta sedang hangat-hangatnya, namun ketika telah bertahun-tahun serumah, bisa saja segalanya menjadi sekedar rutinitas. Penting untuk tetap memelihara cinta dan kasih sayang, baik kepada pasangan maupun kepada anak. Pujian, belaian, ucapan terima kasih, permintaan maaf dan ucapan sayang adalah hal-hal kecil yang akan membuat setiap hari berwarna indah, meskipun pernikahan telah berusia seabad.
5. Gagal Mendidik. Bagi saya pendidikan adalah tanggung jawab penuh orang tua, sementara sekolah adalah pelengkap formal yang mendukung hasil akhir. Mendidik di sini bukan hanya orang tua mendidik anak, tapi juga saling mendidik pasangan, agar selalu berjalan di track yang benar. Anak adalah investasi masa depan setiap keluarga, jika tidak berhasil mendidik anak, maka sering kali orang tua telah dianggap gagal, walaupun kadang kita tidak bisa menutup pada pengaruh lingkungan luar.
6. Gagal Mengelola Keuangan. Seberapa besar pemasukan yang diterima, jika tidak dikelola dengan bijaksana maka yang ada setiap bulan akan bangkrut, yang bisa memicu hutang atau lebih jauh seperti tindakan korupsi. Uang adalah salah satu pondasi kokohnya sebuah keluarga, walaupun banyaknya uang tidak menjamin kelangsungan keluarga tersebut.
7. Gagal Mengatasi Konflik. Keluarga pasti akan mengalami saat bahagia dan susah, masa jaya atau kegagalan. Ketika saat gagal itu datang, misalnya salah satu kehilangan pekerjaan, sakit, kebangkrutan usaha, atau kesulitan ekonomi, kemudian tidak mampu melewati masa-masa sulit itu dengan baik, bisa jadi keluarga akan menjadi berantakan.Konflik bisa saja dipicu oleh hal kecil yang kemudian menjadi pertengkaran. Ada baiknya tidak menyimpan amarah atau dendam, dan tidak menunda untuk meminta maaf jika merasa mempunyai kesalahan.
8. Gagal Menjadi Teladan. Rasanya bangga seandainya anak-anak mengidolakan orang tuanya. Orang bisa menjadi teladan jika antara sikap, perbuatan dan tutur katanya selaras dan konsisten. Hilangnya role model, bisa membuat keluarga berantakan. Karena itu semua anggota keluarga harus saling mendukung untuk menjadi pribadi yang berkualitas dan menjadi kebanggaan satu sama lain.
Pada akhirnya, semua kembali kepada pribadi masing-masing orang, karena kadang orang sudah merasakan bahwa keluarganya mengalami masalah, tapi hanya membiarkan masalah tersebut, menganggap sepele, dan tidak segera mengatasinya, sehingga tanpa sadar ia menuju keluarga gagal. Keluarga gagal adalah pondasi awal terbentuknya negara gagal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H